6. MENDENGARKAN
AL-QURAN
Oleh: Haitami
Lubis,S.Ag,S.Pd.I
الشلا
م عليكم ور حمة الله و بر كا ته
الحمد
لله رب العا المين. والصلا ة والسلا م على البشير النذير.
.وأنزل
عليه الكتا ب المبين .الذي
أرسله الله رحمة للعالمين
;من اعتصم به فقد هدي إلى صراط
المستقيم.اما بعد
;وقال
تعا لى في القران الكريم.اعود با لله من الشيطا ن الرجيم.بسم الله الرحمن الرحيم
وَإِذَا قُرِئَ ٱلۡقُرۡءَانُ
فَٱسۡتَمِعُواْ لَهُۥ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah
baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”.
(QS.Al A’raf:204)
Rasulullah Muhammad SAW. bersabda:
“Barang siapa mendengarkan sebuah ayat dari kitab Allah
(Al Quran), maka dituliskan baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barang
siapa yang membacanya, maka ia akan mempunyai cahaya pada hari kiamat”.
(HR.Ahmad)
Ibuk-ibuk Rahimakumullah.
Alhamdulillah
kita ucapkan kepada Allah, yang telah mempertemukan kita dalam majlis ilmu yang
mulia ini di mesjid HIJRATURRIDHA dalam wadah Perwiritan Kaum Ibu Majlis Ta’lim
Hijraturridha. Mudah-mudahan dengan majlis ilmu ini kita benar-benar hijrah
menuju Ridha Allah. Amin ya Robbal alamin.
Shalawat serta
salam kita hadiahkan kepada baginda Rasulullah Saw. yang telah membawa Risalah
Islam untuk seluruh manusia.Yang dalam sebuah sabdanya : Aku tinggalkan 2
pusaka, yang hanya berpedoman pada keduanya sajalah kamu tidak akan pernah sesat selamanya,
dua pusaka itu adalah Al-Quran dan Sunnah; yang dengan mempedomani Al Quran dan
Sunnah itu, kita pasti masuk surga. Amin ya Robbal ‘Alamin.
Pertemuan kita kali ini berjudul: MENDENGARKAN AL QURAN .
KATA MENDENGARKAN AL QURAN
Ibuk-ibuk
Rahimakumullah.
Kata mendengarkan Al Quran; di dalam Al Quran; pertama
terdapat pada QS.Jin/72:1:
قُلۡ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ
ٱسۡتَمَعَ نَفَرٞ مِّنَ ٱلۡجِنِّ فَقَالُوٓاْ إِنَّا سَمِعۡنَا قُرۡءَانًا عَجَبٗا
١
“Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan
kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu
mereka berkata: “Sesungguhnya Kami telah mendengarkan Al Quran yang
menakjubkan”. (QS.Jin/72:1)
Kata sami’na
Qur’anan secara arti perkata adalah” kami mendengar bacaan
(Al Quran)”
Kemudian pada QS.Al Ahqaaf/46: 29:
وَإِذۡ صَرَفۡنَآ إِلَيۡكَ
نَفَرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ يَسۡتَمِعُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوٓاْ أَنصِتُواْۖ
فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوۡاْ إِلَىٰ قَوۡمِهِم مُّنذِرِينَ ٢٩
“Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin
kepadamu yang mendengarkan Al Quran, Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan
(nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)".
ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi
peringatan.
(QS.Al Ahqaaf/46:29)
Kata “Yastami’un
Al Quran” secara arti perkata adalah “mereka mendengarkan bacaan (Al Quran)”
Kemudin pada ayat 30:
قَالُواْ يَٰقَوۡمَنَآ إِنَّا
سَمِعۡنَا كِتَٰبًا أُنزِلَ مِنۢ بَعۡدِ مُوسَىٰ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ
يَهۡدِيٓ إِلَى ٱلۡحَقِّ وَإِلَىٰ طَرِيقٖ مُّسۡتَقِيمٖ ٣٠
“Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami
telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang
membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan
kepada jalan yang lurus”.
(QS.Al Ahqaaf/46:30)
Kata sami’na
kitaban secara arti perkata adalah “kami telah mendengar sebuah kitab (Al
Quran).
Ibuk-ibuk
Rahimakumullah.
Dua ayat
pertama, yaitu QS.Jin:1 dan Ahqaaf : 29
secara tegas menyandingkan kata mendengar dengan Al Quran – Mendengarkan Al Quran. Sedangkan QS.Al
Ahqaaf: 30 menyandingkan kata mendengarkan dengan Al Kitab- dan yang dimaksud
adalah Al Quran.
ASBABUN NUZUL
AYAT
Ibuk-ibuk Rahimakumullah.
Ayat-ayat diatas memiliki asbabun nuzul. Dari Al
Quranul Karim Miracle the reference, dijelaskan bahwa :Terunnya QS.Jin:1,
dilatar belakangi sebuah peristiwa yaitu yang diriwayatkan Bukhari dan At
Tirmidzi, dari Ibnu Abbas bahwasanya sekumpulan jin mendengarkan Rasulullah
membaca Al Quran ketika beliau sedang mendirikan Shalat Subuh bersama para
sahabatnya. Kemudian seusai shalat, beliau menceritakan hal itu kepada sahabat
melalui ayat yang baru turun itu. (Lubabun Nuqul:202)
Kemudian QS.Al
Ahqaaf: 29; peristiwanya adalah diriwayatkan dari Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu
Mas’ud bahwasanya ketika Rasulullah sedang membaca ayat-ayat Al Quran, ada
beberapa jin (dalam riwayat ada 9 jin) yang mendengarkan bacaan beliau).
Kemudian salah satu dari mereka mengingatkan kepada yang lain,”Diamlah,
perhatikan bacaannya”.Sesudah itu mereka kembali kepada kaumnya untuk
mengingatkan mereka pada jalan yang benar.Turunlah ayat ini.(Lubabun Nuqul:176)
Adapun latar belakang - kenapa Jin mendengarkan Al
Quran? Itu diceritakan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. Masih dari Al
Quranulkarim Miracle The Refence:
Hadist riwayat Ibnu Abbas,dia berkata,”Rasulullah
tidak membacakan kepada jin dan tidak pula melihat mereka. Beliau pergi bersama
para sahabat menuju pasar Ukaz. Saat itu antara setan dengan berita langit
telah terhalang.Mereka dilempari panah api. Ini tidak lain pasti karena sesuatu
telah terjadi. Pergilah kebelahan bumi sebelah timur dan barat, telitilah apa
yang menghalangi kita dengan berita langit. Merekapun pergi kebelahan bumi
bagian timur dan barat. Sebagian mengambil arah Tihamah dengan tujuan pasar
Ukaz (Nabi berada di Nakhl). Saat itu beliau sedang shalat subuh dengan para
sahabat. Mereka mendengar Al Quran yang sedang dibaca beliau dan
memperhatikannya.Lalu kata mereka,”Inilah yang membuat kita terhalang dengan
berita langit”. Mereka kembali kepada kaum mereka dan berkata,”Hai kaumku
sesungguhnya kami telah mendengar bacaan yang mengagumkan, yang dapat
mengantarkan kita kepada kebenaran. Maka aku beriman kepadanya, dan tidak akan
menyekutukan Tuhanku dengan siapapun.” Maka Allah Taala menurunkan kepada Nabi
Nya, Muhammad Saw.”Katakanlah telah diwahyukan kepadaku bahwa sekelompok jin
telah mendengarkan bacaan Al Quran”. (HR.Muslim,681).
Jadi buk,
berdasarkan Hadist ini dapat juga kita fahami, sebelum turunnya Al Quran, para
setan memiliki tempat dilangit untuk mendengar berita langit. Dan berita gaib
itu dia beritahukan kepada sekutunya manusia di bumi yang disebut dukun.
Makanya dulu para dukun kadang ramalannya benar, karena setan telah mencuri
berita dari langit. (Hal ini dapat kita lihat pada tafsir Ibn.Katsir tentang
QS.Al Baqarah:102). Tetapi setelah Nabi Muhammad menerima Al Quran, tempat para
setan di langit tidak ada lagi. Dan jika mereka masih mencoba untuk mencuri
berita dari langit, maka mereka dikejar oleh panah api.
Baiklah buk, itulah rujukan kita tentang asbabun nuzul
ayat yang mencantumkan kata mendengarkan Al Quran pada ayat di atas.
ADAB MENDENGARKAN AL QURAN
Ibuk-ibuk Rahimakumullah.
Mari kita cermati ayat yang kita
baca diawal ceramah ini. QS.Al A’raf:204
وَإِذَا قُرِئَ ٱلۡقُرۡءَانُ
فَٱسۡتَمِعُواْ لَهُۥ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ ٢٠٤
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka
dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat
rahmat”. (QS.Al A’raf:204)
Kalau kita
cermati ayat ini berbicara tentang adab. Adab mendengar Al Quran – yaitu, jika
ada orang yang membaca Al Quran, maka kita harus diam dan memperhatikan
kandungannya dengan tenang, agar kita mendapat rahmat.
Kata “Fastami’u lahu wa anshitu”
secara arti perkata adalah“Maka dengarkanlah kepadanya (Al Quran) dan
berdiamlah (dengan memperhatikan)”.
Ayat ini juga
memiliki asbabun nuzul- yang tertera pada Al Quranulkarim Miracle The Refence:
1.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Hurairah dan dari Ibnu Mas’ud :
Bahwasanya ayat ini turun ketika seseorang bercakap-cakap dengan suara
keras di belakang Rsulullah yang sedang Shalat.
2.
Diriwayatkan
oleh Azzuhri, bahwa ayat ini turun berkaitan dengan seorang pemuda kaum Anshar
yang setiap kali Rasulullah Saw. Membaca sesuatu
(baca: Al
Quran), dia mengikuti bacaan itu.
3.
Sa’id
bin Mansur berkata dalam Sunannya,”Muhammad bin Ka’ab berkata: “Orang-orang
menyahuti bacaan Rasulullah. Jika beliau membaca sesuatu (baca: Al Quran),
mereka ikut membaca bersamanya. Hingga turunlah ayat ini”
( Lubabun Nuqul:93)
Adapun menurut catatan kaki Al Quran terjemah Kemenag adalah, Jika
dibacakan Al Quran kita diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri…..
Jadi buk, ayat ini berkaitan dengan larangan bersuara keras ketika
ada orang shalat, yang di dalamnya dibaca Al Quran. Kemudian larangan untuk
mengikuti bacaan Al Quran seseorang, yang sedang membaca Al Quran. Selanjutnya
adalah larangan membaca Al Quran secara bersama-sama. Ketiga
kondisi ini, kita disuruh untuk diam, dan dengarkanlah agar mendapat Rahmat-
yaitu kasih sayang dari Allah. Jadi salah satu sebab turunnya Rahmat Allah
kepada seseorang adalah dengan diam dan mendengarkan bacaan Al Quran yang
dibaca seseorang.
Kalau kita merujuk kitab ‘Tafsir As-Sa’dy, 314 beliau mengatakan,
“Perintah ini umum bagi semua orang yang mendengarkan Kitabullah ketika dibaca.
Maka dia diperintahkan untuk mendengarkan dan memperhatikan dengan tenang.
Perbedaan antara mendengarkan dan memperhatikan dengan tenang, ‘Al-Inshot’
adalah sisi penampilan dengan tidak berbicara atau meninggalkan kesibukan yang
dapat mengganggu dari mendengarkan.
Sementara ‘Al-Istima’ adalah memasang telinga dan menghadirkan hati
untuk mentadaburi dari apa yang didengarkan. Karena kelaziman dari dua
hal ini, ketika Kitabullah dibaca, maka dia akan mendapatkan banyak kebaikan
dan ilmu nan luas, terus memperbaharui keimanan, petunjuk yang terus bertambah
pengetahuan agamanya. Oleh karena itu Allah menyambungkan agar mendapatkan
rahmat darinya. Dari situ menunjukkan,bahwa ketika dibacakan Kitabullah kepada
seseorang sementara tidak mendengarkan dan memperhatikan dengan tenang, maka
dia tidak mendapatkan bagian rahmat, maka dia terlepas banyak kebaikan.
Ibuk-ibuk Rahimakumullah
Kemudian diatas kita juga cantumkan
Hadist Nabi:
“Barang siapa mendengarkan sebuah ayat dari kitab Allah (Al Quran),
maka dituliskan baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barang siapa yang
membacanya, maka ia akan mempunyai cahaya pada hari kiamat”.(HR.Ahmad)
Artinya dengan
hanya mendengarkan Al Quran maka kita akan diberi pahala olah Allah dengan
berlipat ganda. Lipat ganda pahala itu berkisar antara 10 – 700 lipat.
Ini adalah salah satu bentuk Rahmat
Allah yang diberikan kepada orang yang mendengarkan Al Quran. Dan jika
membacanya, maka Allah akan anugrahkan cahaya bagi kita di hari Qiyamat kelak.
Kalau kita bandingkan dengan
pengajian yang lalu, Nabi Saw. juga bersabda, ”Satu huruf dari membaca Al
Quran, akan diberi Allah pahala 10 kebajikan”
Dan keutamaan lain dari membaca Al
Quran. Hal itu telah kita bahas dalam pengajian yang lalu tentang keutamaan
membaca Al Quran.
NABI MUHAMMAD SAW. MENDENGARKAN AL QURAN
Ibuk-ibuk Rahimakumullah.
Nabi Muhammad
Saw. Juga suka mendengarkan Al Quran dari sahabatnya. Dibuku Yusuf Al Qaradhawi
Bagaimana Berinteraksi dengan Al Quran hal.199-200 diceritakan bahwa: Beliau pernah menyimaknya dari Abu Musa,
sementara suara Abu Musa amat merdu. Karena itu beliau bersabda, “Dia telah
diberi salah satu kemerduan suara Nabi Daud “. Ketika Abu Musa mendengar bahwa
beliau menyimak bacaannya, maka dia berkata,”Sekiranya aku tahu engkau
mendengarkannya, tentu aku membaguskannya sedemikian rupa”. (Mutafaq Alaihi).
Suatu malam
beliau pernah menyimaknya dari Abdullah bin Mas’ud beserta Abu Bakar dan Umar.
Cukup lama mereka berdiri, lalu beliau bersabda,”Siapa yang hendak membaca Al
Quran secara segar dan lunak seperti diturunkan, maka hendaklah dia membacanya
seperti bacaan Ibnu Ummi Abd.” Maksunya adalah Ibnu Mas’ud.
Bahkan kita
melihat beliau meminta kepada Ibnu Ma’ud untuk membacakan dihadapan beliau
sebagian dari Al Quran. Tentang hal ini Ibnu Mas’ud bertanya,” Apakah aku harus
membacakan kepada engkau padahal ia diturunkan kepada engkau?”
Beliau menjawab,”Aku ingin sekali mendengarnya
dari orang selain diriku”
Ibnu Mas’ud menuturkan,”Maka aku
membaca (Surat An-Nisa’) hingga aku sampai ayat,’Maka bagaimanakah (halnya
orang kafir nanti) apa bila Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari
tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka
(sebagai umatmu?)”
Beliau bersabda,”Cukup”. Saat itu
kulihat kedua mata beliau berlinang air mata. (Mutafaq Alaihi)
Aisyah
meriwayatkan, dia berkata,”Suatu malam aku terlambat pulang menemui Rasulullah
Saw.setelah Isya. Kemudian setelah aku datang beliau bertanya,”Dari mana
engkau?” Aku menjawab,”Tadi aku mendengar bacaan seseorang dari pada sahabat
engkau, yang belum pernah kudengar bacaan dan suaranya sebelum ini”.
Maka beliau bangkit dan aku pun
bangkit bersama beliau, hingga beliau menyimak bacaan orang itu. Lalu beliau
menoleh kearahku seraya bersabda,”Itu adalah Salim, budak Abu Hudzaifah.Segala
puji bagi Allah yang telah menjadikan orang semacam ini di tengah umatku”.
(Diriwayatkan Ibnu Majah).
PARA SAHABAT MENDENGARKAN AL
QURAN
Ibuk-ibuk Rahimakumullah
Merujuk pada buku
Majmu’ Al Fatawa 11/626, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
“Dengannya para ulama’ salaf bersepakat sebagaimana dahulu para shahabat
Rasulullah sallallahu’alaih wa sallam kalau bersepakat dalam satu urusan mereka
memerintahkan diantara mereka untuk membaca (Al-Qur’an) sementara mereka
mendengarkannya. Dahulu Umar bin Khottob radhiallahu’anhu berkata kepada Abu
Musa Al-Asy’ari: “Ingatkan kami untuk Tuhan kamu, maka Abu Musa membaca
(Al-Qur’an) sementara mereka mendengarkannya.”
MALAIKAT MENDENGARKAN AL QURAN
Ibuk-ibuk
Rahimakumullah.
Usaid bin Khudair,seorang sahabat,pagi-pagi
benar telah menemui Rasulullah.Ia menceritakan kepada Nabi jika semalam telah
melihat semacam bayangan,di dalamnya seperti pelita-pelita bercahaya. Lalu bayangan tersebut naik membumbung tinggi ke angkasa hingga tidak
terlihat lagi. Peristiwa itu terjadi saat Usaid bin Khudair sedang membaca Al
Qur’an. . Ia membaca surah Al -Baqarah ayat 1-5.
Maka Rasulullah Saw. Bersabda:
Maka Rasulullah Saw. Bersabda:
تِلْكَ الْمَلَائِكَةُ كَانَتْ تَسْتَمِعُ لَكَ
وَلَوْ قَرَأْتَ لَأَصْبَحَتْ يَرَاهَا النَّاسُ مَا تَسْتَتِرُ مِنْهُمْ
“Itu adalah para malaikat yang turut mendengar engkau membaca Al
Qur’an.Seandainya engkau terus membaca sampai pagi,pasti orang-orang akan mampu
menyaksikan malaikat-malaikat itu.Mereka tidak akan bersembunyi dari manusia”
(Hadits Abu Said, Bukhari (5081) Muslim (796))
PENUTUP
Baiklah buk, sebagai penutup dari pengajian kita
kali ini adalah;
bahwa bukan hanya
membaca Al Quran saja manusia mendapatkan pahala. Tapi mendengarkan Al Quranpun
pahalanya sangat besar. Bahkan salah satu sebab turunnya Rahmat atau kasih
sayang dari Allah kepada seseorang adalah dengan diam dan memperhatikan dengan
tenang saat mendengarkan Al Quran.
Demikianlah. Fa’tabiru Ya Ulil Abshar.
الشلا
م عليكم ور حمة الله و بر كا ته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar