Sabtu, 23 Januari 2016

Mendengarkan Al Quran



6. MENDENGARKAN AL-QURAN
Oleh: Haitami Lubis,S.Ag,S.Pd.I
الشلا م عليكم ور حمة الله و بر كا ته
الحمد لله رب العا المين. والصلا ة والسلا م على البشير النذير.
.وأنزل عليه الكتا ب المبين  .الذي أرسله الله رحمة للعالمين
;من اعتصم به فقد هدي إلى صراط المستقيم.اما بعد
;وقال تعا لى في القران الكريم.اعود با لله من الشيطا ن الرجيم.بسم الله الرحمن الرحيم
وَإِذَا قُرِئَ ٱلۡقُرۡءَانُ فَٱسۡتَمِعُواْ لَهُۥ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ  

“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”.
(QS.Al A’raf:204)

Rasulullah Muhammad SAW. bersabda:
“Barang siapa mendengarkan sebuah ayat dari kitab Allah (Al Quran), maka dituliskan baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barang siapa yang membacanya, maka ia akan mempunyai cahaya pada hari kiamat”.
(HR.Ahmad)

Ibuk-ibuk Rahimakumullah.
Alhamdulillah kita ucapkan kepada Allah, yang telah mempertemukan kita dalam majlis ilmu yang mulia ini di mesjid HIJRATURRIDHA dalam wadah Perwiritan Kaum Ibu Majlis Ta’lim Hijraturridha. Mudah-mudahan dengan majlis ilmu ini kita benar-benar hijrah menuju Ridha Allah. Amin ya Robbal alamin.
Shalawat serta salam kita hadiahkan kepada baginda Rasulullah Saw. yang telah membawa Risalah Islam untuk seluruh manusia.Yang dalam sebuah sabdanya : Aku tinggalkan 2 pusaka, yang hanya berpedoman pada keduanya sajalah kamu tidak akan pernah sesat selamanya, dua pusaka itu adalah Al-Quran dan Sunnah; yang dengan mempedomani Al Quran dan Sunnah itu, kita pasti masuk surga. Amin ya Robbal Alamin.
Pertemuan kita kali ini berjudul: MENDENGARKAN AL  QURAN .

KATA MENDENGARKAN AL QURAN
            Ibuk-ibuk Rahimakumullah.
Kata mendengarkan Al Quran; di dalam Al Quran; pertama terdapat pada QS.Jin/72:1:

قُلۡ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ ٱسۡتَمَعَ نَفَرٞ مِّنَ ٱلۡجِنِّ فَقَالُوٓاْ إِنَّا سَمِعۡنَا قُرۡءَانًا عَجَبٗا ١

“Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: “Sesungguhnya Kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan”. (QS.Jin/72:1)

Kata sami’na Qur’anan secara arti perkata adalah” kami mendengar bacaan
(Al Quran)”
Kemudian pada QS.Al Ahqaaf/46: 29:
وَإِذۡ صَرَفۡنَآ إِلَيۡكَ نَفَرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ يَسۡتَمِعُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوٓاْ أَنصِتُواْۖ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوۡاْ إِلَىٰ قَوۡمِهِم مُّنذِرِينَ ٢٩

“Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.
(QS.Al Ahqaaf/46:29)

Kata “Yastami’un Al Quran” secara arti perkata adalah “mereka mendengarkan  bacaan (Al Quran)”
Kemudin pada ayat 30:

قَالُواْ يَٰقَوۡمَنَآ إِنَّا سَمِعۡنَا كِتَٰبًا أُنزِلَ مِنۢ بَعۡدِ مُوسَىٰ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ يَهۡدِيٓ إِلَى ٱلۡحَقِّ وَإِلَىٰ طَرِيقٖ مُّسۡتَقِيمٖ ٣٠

“Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus”.
 (QS.Al Ahqaaf/46:30)

Kata sami’na kitaban secara arti perkata adalah “kami telah mendengar sebuah kitab (Al Quran).

Ibuk-ibuk Rahimakumullah.
Dua ayat pertama, yaitu QS.Jin:1 dan Ahqaaf : 29  secara tegas menyandingkan kata mendengar dengan Al Quran  – Mendengarkan Al Quran. Sedangkan QS.Al Ahqaaf: 30 menyandingkan kata mendengarkan dengan Al Kitab- dan yang dimaksud adalah Al Quran.

ASBABUN NUZUL  AYAT
            Ibuk-ibuk Rahimakumullah.
Ayat-ayat diatas memiliki asbabun nuzul. Dari Al Quranul Karim Miracle the reference, dijelaskan bahwa :Terunnya QS.Jin:1, dilatar belakangi sebuah peristiwa yaitu yang diriwayatkan Bukhari dan At Tirmidzi, dari Ibnu Abbas bahwasanya sekumpulan jin mendengarkan Rasulullah membaca Al Quran ketika beliau sedang mendirikan Shalat Subuh bersama para sahabatnya. Kemudian seusai shalat, beliau menceritakan hal itu kepada sahabat melalui ayat yang baru turun itu. (Lubabun Nuqul:202)
Kemudian QS.Al Ahqaaf: 29; peristiwanya adalah diriwayatkan dari Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Mas’ud bahwasanya ketika Rasulullah sedang membaca ayat-ayat Al Quran, ada beberapa jin (dalam riwayat ada 9 jin) yang mendengarkan bacaan beliau). Kemudian salah satu dari mereka mengingatkan kepada yang lain,”Diamlah, perhatikan bacaannya”.Sesudah itu mereka kembali kepada kaumnya untuk mengingatkan mereka pada jalan yang benar.Turunlah ayat ini.(Lubabun Nuqul:176)
Adapun latar belakang - kenapa Jin mendengarkan Al Quran? Itu diceritakan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. Masih dari Al Quranulkarim Miracle The Refence:
Hadist riwayat Ibnu Abbas,dia berkata,”Rasulullah tidak membacakan kepada jin dan tidak pula melihat mereka. Beliau pergi bersama para sahabat menuju pasar Ukaz. Saat itu antara setan dengan berita langit telah terhalang.Mereka dilempari panah api. Ini tidak lain pasti karena sesuatu telah terjadi. Pergilah kebelahan bumi sebelah timur dan barat, telitilah apa yang menghalangi kita dengan berita langit. Merekapun pergi kebelahan bumi bagian timur dan barat. Sebagian mengambil arah Tihamah dengan tujuan pasar Ukaz (Nabi berada di Nakhl). Saat itu beliau sedang shalat subuh dengan para sahabat. Mereka mendengar Al Quran yang sedang dibaca beliau dan memperhatikannya.Lalu kata mereka,”Inilah yang membuat kita terhalang dengan berita langit”. Mereka kembali kepada kaum mereka dan berkata,”Hai kaumku sesungguhnya kami telah mendengar bacaan yang mengagumkan, yang dapat mengantarkan kita kepada kebenaran. Maka aku beriman kepadanya, dan tidak akan menyekutukan Tuhanku dengan siapapun.” Maka Allah Taala menurunkan kepada Nabi Nya, Muhammad Saw.”Katakanlah telah diwahyukan kepadaku bahwa sekelompok jin telah mendengarkan bacaan Al Quran”. (HR.Muslim,681).
Jadi buk, berdasarkan Hadist ini dapat juga kita fahami, sebelum turunnya Al Quran, para setan memiliki tempat dilangit untuk mendengar berita langit. Dan berita gaib itu dia beritahukan kepada sekutunya manusia di bumi yang disebut dukun. Makanya dulu para dukun kadang ramalannya benar, karena setan telah mencuri berita dari langit. (Hal ini dapat kita lihat pada tafsir Ibn.Katsir tentang QS.Al Baqarah:102). Tetapi setelah Nabi Muhammad menerima Al Quran, tempat para setan di langit tidak ada lagi. Dan jika mereka masih mencoba untuk mencuri berita dari langit, maka mereka dikejar oleh panah api.
Baiklah buk, itulah rujukan kita tentang asbabun nuzul ayat yang mencantumkan kata mendengarkan Al Quran pada ayat di atas.

ADAB MENDENGARKAN AL QURAN
Ibuk-ibuk Rahimakumullah.
Mari kita cermati ayat yang kita baca diawal ceramah ini. QS.Al A’raf:204

وَإِذَا قُرِئَ ٱلۡقُرۡءَانُ فَٱسۡتَمِعُواْ لَهُۥ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ ٢٠٤

“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”. (QS.Al A’raf:204)

Kalau kita cermati ayat ini berbicara tentang adab. Adab mendengar Al Quran – yaitu, jika ada orang yang membaca Al Quran, maka kita harus diam dan memperhatikan kandungannya dengan tenang, agar kita mendapat rahmat.
Kata “Fastami’u lahu wa anshitu” secara arti perkata adalah“Maka dengarkanlah kepadanya (Al Quran) dan berdiamlah (dengan memperhatikan)”.
Ayat ini juga memiliki asbabun nuzul- yang tertera pada Al Quranulkarim  Miracle The Refence:
1.      Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Hurairah dan dari Ibnu Mas’ud :
           Bahwasanya ayat ini turun ketika seseorang bercakap-cakap dengan suara
           keras di belakang Rsulullah yang sedang Shalat.
2.      Diriwayatkan oleh Azzuhri, bahwa ayat ini turun berkaitan dengan seorang pemuda kaum Anshar yang setiap kali Rasulullah Saw. Membaca sesuatu
(baca: Al Quran), dia mengikuti bacaan itu.
3.      Sa’id bin Mansur berkata dalam Sunannya,”Muhammad bin Ka’ab berkata: “Orang-orang menyahuti bacaan Rasulullah. Jika beliau membaca sesuatu (baca: Al Quran), mereka ikut membaca bersamanya. Hingga turunlah ayat ini”
( Lubabun Nuqul:93)

Adapun menurut catatan kaki Al Quran terjemah Kemenag adalah, Jika dibacakan Al Quran kita diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri…..
Jadi buk, ayat ini berkaitan dengan larangan bersuara keras ketika ada orang shalat, yang di dalamnya dibaca Al Quran. Kemudian larangan untuk mengikuti bacaan Al Quran seseorang, yang sedang membaca Al Quran. Selanjutnya adalah larangan membaca Al Quran secara bersama-sama. Ketiga kondisi ini, kita disuruh untuk diam, dan dengarkanlah agar mendapat Rahmat- yaitu kasih sayang dari Allah. Jadi salah satu sebab turunnya Rahmat Allah kepada seseorang adalah dengan diam dan mendengarkan bacaan Al Quran yang dibaca seseorang.
Kalau kita merujuk kitab ‘Tafsir As-Sa’dy, 314 beliau mengatakan, “Perintah ini umum bagi semua orang yang mendengarkan Kitabullah ketika dibaca. Maka dia diperintahkan untuk mendengarkan dan memperhatikan dengan tenang. Perbedaan antara mendengarkan dan memperhatikan dengan tenang, ‘Al-Inshot’ adalah sisi penampilan dengan tidak berbicara atau meninggalkan kesibukan yang dapat mengganggu dari mendengarkan.
Sementara ‘Al-Istima’ adalah memasang telinga dan menghadirkan hati untuk mentadaburi dari apa yang didengarkan. Karena  kelaziman dari dua hal ini, ketika Kitabullah dibaca, maka dia akan mendapatkan banyak kebaikan dan ilmu nan luas, terus memperbaharui keimanan, petunjuk yang terus bertambah pengetahuan agamanya. Oleh karena itu Allah menyambungkan agar mendapatkan rahmat darinya. Dari situ menunjukkan,bahwa ketika dibacakan Kitabullah kepada seseorang sementara tidak mendengarkan dan memperhatikan dengan tenang, maka dia tidak mendapatkan bagian rahmat, maka dia terlepas banyak kebaikan.

Ibuk-ibuk Rahimakumullah
Kemudian diatas kita juga cantumkan Hadist Nabi:
“Barang siapa mendengarkan sebuah ayat dari kitab Allah (Al Quran), maka dituliskan baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barang siapa yang membacanya, maka ia akan mempunyai cahaya pada hari kiamat”.(HR.Ahmad)

Artinya dengan hanya mendengarkan Al Quran maka kita akan diberi pahala olah Allah dengan berlipat ganda. Lipat ganda pahala itu berkisar antara 10 – 700 lipat.
Ini adalah salah satu bentuk Rahmat Allah yang diberikan kepada orang yang mendengarkan Al Quran. Dan jika membacanya, maka Allah akan anugrahkan cahaya bagi kita di hari Qiyamat kelak.
Kalau kita bandingkan dengan pengajian yang lalu, Nabi Saw. juga bersabda, ”Satu huruf dari membaca Al Quran, akan diberi Allah pahala 10 kebajikan” 
Dan keutamaan lain dari membaca Al Quran. Hal itu telah kita bahas dalam pengajian yang lalu tentang keutamaan membaca Al Quran.

NABI MUHAMMAD SAW. MENDENGARKAN AL  QURAN
Ibuk-ibuk Rahimakumullah.
Nabi Muhammad Saw. Juga suka mendengarkan Al Quran dari sahabatnya. Dibuku Yusuf Al Qaradhawi Bagaimana Berinteraksi dengan Al Quran hal.199-200 diceritakan bahwa:  Beliau pernah menyimaknya dari Abu Musa, sementara suara Abu Musa amat merdu. Karena itu beliau bersabda, “Dia telah diberi salah satu kemerduan suara Nabi Daud “. Ketika Abu Musa mendengar bahwa beliau menyimak bacaannya, maka dia berkata,”Sekiranya aku tahu engkau mendengarkannya, tentu aku membaguskannya sedemikian rupa”. (Mutafaq Alaihi). 
Suatu malam beliau pernah menyimaknya dari Abdullah bin Mas’ud beserta Abu Bakar dan Umar. Cukup lama mereka berdiri, lalu beliau bersabda,”Siapa yang hendak membaca Al Quran secara segar dan lunak seperti diturunkan, maka hendaklah dia membacanya seperti bacaan Ibnu Ummi Abd.” Maksunya adalah Ibnu Mas’ud.
Bahkan kita melihat beliau meminta kepada Ibnu Ma’ud untuk membacakan dihadapan beliau sebagian dari Al Quran. Tentang hal ini Ibnu Mas’ud bertanya,” Apakah aku harus membacakan kepada engkau padahal ia diturunkan kepada engkau?”
Beliau menjawab,”Aku ingin sekali mendengarnya dari  orang selain diriku”
Ibnu Mas’ud menuturkan,”Maka aku membaca (Surat An-Nisa’) hingga aku sampai ayat,’Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apa bila Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka (sebagai umatmu?)”
Beliau bersabda,”Cukup”. Saat itu kulihat kedua mata beliau berlinang air mata. (Mutafaq Alaihi)

Aisyah meriwayatkan, dia berkata,”Suatu malam aku terlambat pulang menemui Rasulullah Saw.setelah Isya. Kemudian setelah aku datang beliau bertanya,”Dari mana engkau?” Aku menjawab,”Tadi aku mendengar bacaan seseorang dari pada sahabat engkau, yang belum pernah kudengar bacaan dan suaranya sebelum ini”.
Maka beliau bangkit dan aku pun bangkit bersama beliau, hingga beliau menyimak bacaan orang itu. Lalu beliau menoleh kearahku seraya bersabda,”Itu adalah Salim, budak Abu Hudzaifah.Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan orang semacam ini di tengah umatku”. (Diriwayatkan Ibnu Majah).

PARA SAHABAT MENDENGARKAN AL  QURAN
Ibuk-ibuk Rahimakumullah
            Merujuk pada buku Majmu’ Al Fatawa 11/626, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Dengannya para ulama’ salaf bersepakat sebagaimana dahulu para shahabat Rasulullah sallallahu’alaih wa sallam kalau bersepakat dalam satu urusan mereka memerintahkan diantara mereka untuk membaca (Al-Qur’an) sementara mereka mendengarkannya. Dahulu Umar bin Khottob radhiallahu’anhu berkata kepada Abu Musa Al-Asy’ari: “Ingatkan kami untuk Tuhan kamu, maka Abu Musa membaca (Al-Qur’an) sementara mereka mendengarkannya.

MALAIKAT MENDENGARKAN AL QURAN
            Ibuk-ibuk Rahimakumullah.
Usaid bin Khudair,seorang sahabat,pagi-pagi benar telah menemui Rasulullah.Ia menceritakan kepada Nabi jika semalam telah melihat semacam bayangan,di dalamnya seperti pelita-pelita bercahaya. Lalu bayangan tersebut naik membumbung tinggi ke angkasa hingga tidak terlihat lagi. Peristiwa itu terjadi saat Usaid bin Khudair sedang membaca Al Qur’an. . Ia membaca surah Al -Baqarah ayat 1-5.
            Maka Rasulullah Saw. Bersabda:
تِلْكَ الْمَلَائِكَةُ كَانَتْ تَسْتَمِعُ لَكَ وَلَوْ قَرَأْتَ لَأَصْبَحَتْ يَرَاهَا النَّاسُ مَا تَسْتَتِرُ مِنْهُمْ
“Itu adalah para malaikat yang turut mendengar engkau membaca Al Qur’an.Seandainya engkau terus membaca sampai pagi,pasti orang-orang akan mampu menyaksikan malaikat-malaikat itu.Mereka tidak akan bersembunyi dari manusia” (Hadits Abu Said, Bukhari (5081) Muslim (796))

PENUTUP
Baiklah buk, sebagai penutup dari pengajian kita kali ini adalah; bahwa bukan hanya membaca Al Quran saja manusia mendapatkan pahala. Tapi mendengarkan Al Quranpun pahalanya sangat besar. Bahkan salah satu sebab turunnya Rahmat atau kasih sayang dari Allah kepada seseorang adalah dengan diam dan memperhatikan dengan tenang saat mendengarkan Al Quran.
Demikianlah. Fa’tabiru Ya Ulil Abshar.
الشلا م عليكم ور حمة الله و بر كا ته



Tidak ada komentar:

Posting Komentar