3. KEWAJIBAN MEMPELAJARI
AL-QURAN
Oleh: Haitami
Lubis,S.Ag,S.Pd.I
الشلا
م عليكم ور حمة الله و بر كا ته
الحمد
لله رب العا المين. والصلا ة والسلا م على البشير النذير.
.وأنزل عليه الكتا ب المبين .الذي أرسله الله رحمة للعالمين
;من اعتصم به فقد هدي إلى صراط المستقيم.اما بعد
;وقال تعا لى في القران الكريم.اعود با لله من الشيطا ن
الرجيم.بسم الله الرحمن الرحيم
ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ
يَتۡلُونَهُۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦٓ
“Orang-orang yang telah Kami berikan Al kitab (Al
Quran) kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya …”(QS.2/Al
Baqarah:121)
Rasulullah Muhammad Saw.bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَه
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an
dan mengajarkannya.”
(HR. Al-Bukhari )
Ibuk-ibuk Rahimakumullah.
Alhamdulillah
kita ucapkan kepada Allah, yang telah mempertemukan kita dalam majlis ilmu yang
mulia ini di mesjid HIJRATURRIDHA dalam wadah Perwiritan Kaum Ibu Majlis Ta’lim
Hijraturridha. Mudah-mudahan dengan majlis ilmu ini kita benar-benar hijrah
menuju Ridha Allah. Amin ya Robbal alamin.
Shalawat serta
salam kita hadiahkan kepada baginda Rasulullah Saw. yang telah membawa Risalah
Islam untuk seluruh manusia.Yang dalam sebuah sabdanya : Aku tinggalkan 2
pusaka, yang hanya perpedoman pada kuduanya sajalah kamu tidak akan pernah
sesat selamanya, dua pusaka itu adalah Al-Quran dan Sunnah; yang dengan
mempedomani Al Quran dan Sunnah itu, kita pasti masuk surga. Amin ya Robbal
Alamin.
Pada kesempatan
kali ini kita akan membahas: KEWAJIBAN MEMPELAJARI AL-QURAN.
MEMPELAJARI AL QURAN DENGAN TAJWID
Ibuk-ibuk
Rahimakumullah.
Ayat pembuka yang saya ambil adalah QS.2/Al
Baqarah:121:
ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ
يَتۡلُونَهُۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦ
“Orang-orang yang telah Kami berikan Al kitab (Al
Quran) kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya …”(QS.2/Al
Baqarah:121)
Al Quran adalah kalam Ilahi. Al Quran adalah firman
Allah. Al Quran adalah wahyu. Al Quran adalah perkataan Allah. Al Quran adalah
kitab suci. Al Quran adalah- bukan kitab biasa. Tetapi adalah bahwa Al Quran
sebuah buku yang menuliskan wahyu-wahyu Allah atau firman-firman Allah yang
dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai petunjuk bagi manusia untuk
menjalani kehidupan di dunia agar mendapat kebahagiaan - baik di dunia dan
sampai ke akhirat.
Karena itu Al Quran wajib dipelajari. Sebagaimana
diisyaratkan dari ayat yang pertama turun adalah IQRA’-“bacalah”.
Adapun yang harus kita pelajari dari al-Qur'an adalah
belajar membacanya dengan benar, belajar menghafalnya, belajar mengkaji isinya,
belajar mengamalkannya.
Dan Rasulullah Saw.bersabda:
Dan Rasulullah Saw.bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَه
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an
dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari )
Artinya orang yang mempelajari al Quran sama mulianya
dengan orang yang mengajarkan al Quran. Dengan mempelajari Al Quran, maka kita
bisa menentukan cara hidup dan beribadah
yang diridhai Allah. Tetapi
memang ada saja orang yang mempelajari Al Quran, namun perilaku hidupnya masih
jauh dari apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah dalam Al Quran bahkan ada
yang menentang dan melawannya. Sebagaimana para orientalis (Islamisis), atau
mungkin juga orang Islam itu sendiri.
Al Quran sebagai kitab suci turun dalam bahasa Arab,
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ قُرۡءَٰنًا
عَرَبِيّٗا لَّعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ ٢
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab,
agar kamu memahaminya” (QS. Yusuf/12:2)
Karena itu untuk mendapatkan petunjuk dari Al Quran
maka yang pertama kita pelajari dari Al quran adalah cara membacanya dengan
sebenar-benarnya. Sebagaimana QS.2/Al Baqarah :121 yang dibaca diatas tadi.
Perlu diketahui bahwa membaca Al Quran tidak sama dengan membaca buku-buku
berbahasa Arab. Ada aturan khusus dalam membaca Al Quran. Aturan khusus itu
adalah Ilmu Tajwid. Jadi alat untuk membaca Al Quran dengan benar adalah dengan
menggunakan ilmu Tajwid; yaitu suatu disiplin ilmu yang berisi tentang tatacara
membaca Al Quran dengan baik dan benar.
Secara bahasa Tajwid berarti
“membaguskan-menyempurnakan-memantapkan”
Menurut Istilah adalah ilmu yang mempelajari
tentang kaedah dan tatacara membaca Al Quran dengan baik dan benar .
Atau-kalau kita merujuk Buku Pintar Al Quran tulisan
Abu Nizhan hal.13 mengatakan: “Secara bahasa, ilmu tajwid berasal dari kata
jawwada yang mengandung arti tahsin, artinya memperindah atau mempersolek.
Sedangkan menurut istilah adalah ilmu yang menjelaskan tentang hokum-hukum dan
kaidah-kaidah yang menjadi landasan wajib ketika membaca Al Quran, sehingga
sesuai dengan bacaan Rasulullah Saw.”.
Adapun tujuan mempelajarai Ilmu Tajwid adalah :
Menjaga lidah dari kesalahan di saat membaca Al Quran.
Mempelajari ilmu tajwid hukumnya fardhu kifayah.
Membaca Al Quran sesuai dengan ilmu tajwid hukumya
fardu a’in.
Syeih Al-'Allamah Ibnu Al-Jazairi dalam kitabnya Matn
Al-Jazariyah mengatakan bahwa : membaca al-Qur'an dengan Tajwid hukumnya wajib.
Barang siapa yang membacanya tanpa tajwid maka ia berdosa. Karena dengan
tajwidlah Allah menurunkan al-Qur'an dan demikianlah Al-Qur'an sampai kepada
kita . Sebagaimana dalam sebuah hadits dikatakan :
ان
الله يحب أن يقرأ القران كما أنزل
“Sesungguhnya Allah menyukai Al Quran dibaca
sebagaimana diturunkan”
(HR.As-Sijzi)
Di dalam ilmu tajwid, yang pertama dan utama kita
pelajari adalah Makhorijul huruf. Yaitu membunyikan huruf-huruf Al Quran
(Hijaiyah) dengan baik dan benar.Ini dikarenakan; jika kita salah baca atau
salah huruf maka makna yang kita baca,
dapat dipastikan akan salah artinya.
Para ’Ulama Qiro’at telah sepakat bahwa membaca Al-Qur'an tanpa tajwid sebagai
suatu Lahn. Lahn menurut pengertian bahasa adalah satu kesalahan dan menyimpang
dari kebenaran (al- Khata’ wa l-maylu ‘anishshawaab).
Imam Jalaluddin as-Suyuthiy menjelaskan bahwa ada dua Lahn
yang mungkin terjadi pada orang yang membaca Al-Qur'an tanpa tajwid :
A. Kesalahan Yang Jelas/ Lahnul
Jalii ( اَللَّحْنُ الْجَلِىُّ ), yaitu
“Salah dalam pengucapan lapal sehingga rusak menurut teori bacaan baik merusak makna atau tidak seperti berubah huruf atau harokat”
Lahnul Jalii yang dapat mengubah makna ialah:
1. Bergantinya suatu huruf dengan huruf lain (اِبْدَالُ حَرْفٍ بِحَرْفٍ )
Contoh:
“Salah dalam pengucapan lapal sehingga rusak menurut teori bacaan baik merusak makna atau tidak seperti berubah huruf atau harokat”
Lahnul Jalii yang dapat mengubah makna ialah:
1. Bergantinya suatu huruf dengan huruf lain (اِبْدَالُ حَرْفٍ بِحَرْفٍ )
Contoh:
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
٢
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam”.
Apabila lafazh “AL HAMDU” dibaca “AL KHAMDU” = “Alkhamdulillahirabbil
‘alamin”, artinya akan menjadi: Kelat bagi Allah, Tuhan semesa‘alam. Apabila
lafazh ‘ALAMIN dibaca ALAMIN: “Alhamdulillahi rabbil Alamin”,
artinya akan menjadi: Segala puji bagi Allah, Tuhan segala penyakit.
Dan kalau dibaca : Alkhamdulillahirabbil Alamin,
artinya akan menjadi : Kelat bagi Allah, Tuhan segala penyakit.
Bahkan kita bisa syirik jika salah dalam membaca
Quran. Seperti dalam ayat 5 -
Al Fatihah. Jika di baca IYAKA NA’BUDU WA IYAKA
NASHTA’IN ,maka artinya: “Kepada mataharilah yang kami sembah dan kepada
matahari kami meminta pertolongan”
Seharusnya di baca:
إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ
نَسۡتَعِينُ ٥
=IYYAKA NA’BUDU WA IYYAKA NASHTA’IN, yang artinya: “Hanya kepada Engkau
(Allah) kami menyembah dan hanya kepada Engkau (Allah) kami minta pertolongan”
3. Bergantinya
suatu harakat dengan harakat lain ( اِبْدالُ
حَرَكَةٍ بِحَرَكَةٍ )
Contoh :
....صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ
"(Yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau
anugerahkan nikmat kepada mereka.. "
(Qs. Al-Fatihah:7)
Apabila lafazh “an’amta” dibaca “an’amtu” artinya akan menjadi: “ (yaitu) orang-orang
yang telah aku anugerahkan nikmat kepada mereka.”
B. Kesalahan Yang Tersembunyi/ Lahnul Khofii ( اَللَّحْنُ الْخَفِىُّ ), yaitu
“Salah dalam pengucapan (lafal) sehingga merusak menurut teori bacaan tapi tidak merusak makna ayat seperti meninggalkan ghunnah, memendekkan yang panjang dan memanjangkan yang pendek”
Kesalahan yang ringan ini hukumnya tidaklah haram tapi merupakan satu cacat atau aib dalam bacaan dan bagi pembaca hal tersebut harus dihindari.
Diantara kesalahan yang tergolong sebagai Lahnul
Khofii adalah:
1. Membaca dhommah
dengan suara antara dhommah dan fathah, seperti “اَنْتُمْ”
(antum), dibaca antoum dan “ عَلَيْكُمْ “
(‘alaikum), dibaca ‘alaikoum.
2. Membaca
kasroh dengan suara antara kasroh dan fathah, seperti membaca kasrahnya lafazh “بِهٖ“ (bih),
dibaca beih dan
"عَلَيْهِمْ" (‘alaihim), dibaca
‘alaiheim.
3. Menghilangkan
dengung lafazh yang seharusnya dibaca dengung atau sebailiknya, termasuk juga
menambah atau mengurangi ukuran dengung suatu bacaan. Seperti membaca من مسد , seharusnya dibaca dengung.
Tetapi dibaca tanpa dengung.
4. Menggetarkan
(takrir) huruf Ra' (ر ) secara berlebihan atau sebaliknya.
5. Menebalkan
(taghlizh) suatu huruf lam (ل ) tidak pada tempatnya
6. Menambah
atau mengurangi ukuran Mad suatu bacaan. Contoh : جا ء , seharusnya dibaca panjang “Jaa-a” tetapi
dibaca pendek “Ja-a”.
BELAJAR AL QURAN TERLEBIH DAHULU BARU MENUNTUT
ILMU
Ibuk-ibuk Rahimakumullah.
Mempelajari ilmu tajwid untuk bisa membaca Al Quran
sesuai ilmu tajwid adalah sangat utama dan yang pertama harus dipelajari
seorang muslim. Karena membaca Al Quran-nantinya akan dilakukan dalam ibadah
utama, yaitu Shalat.
Didalam shalat kita wajib membaca Al Fatihah dan
sunnat membaca ayat Al Quran.
Didalam riwayat
disebutkan, seorang laki-laki bertanya kepada Abdullah bin Mubarak: Wahai Abu
Abdirrahman, untuk hal apa sebaiknya aku menggunakan sisa hari-hariku, dengan
belajar Al Quran atau menuntut Ilmu.? Beliau menjawab,”Apakah bacaan Al Quranmu
di dalam shalatmu sudah baik?” Ya, jawabnya. Maka Ibnul Mubarak
berkata,”Sebaiknya kamu menuntut Ilmu!.
Artinya bahwa
membaguskan bacaan Al Quran di dalam shalat, lebih utama dari menuntut ilmu.
Karena jika bacaan Al Quran kita salah di dalam shalat, itu artinya amal shalat
kita tidak diterima Allah. Maka dari itu belajar tajwid sangat dianjurkan agar
bacaan Al Quran kita tidak salah, yang mengakibatkan amal kita ditolak oleh
Allah. Apa lagi kalau kita jadi Imam shalat. Berdasarkan Hadits Nabi Muhammad
Saw. Riwayat Muslim; bahwa persyaratan utama untuk menjadi Imam shalat adalah
yang paling bagus bacaan Al Qurannya.
PENUTUP.
1. Al Quran
adalah kitab suci yang diturunkan Allah melalui Jibril kepada Nabi Muhammad
Saw, sebagai pedoman hidup manusia untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.
2. Mempelajari
Al Quran dan membacanya sesuai ilmu tajwid adalah kewajiban setiap muslim.
3. Kesalahan
dalam membaca Al Quran; terutama di dalam membaca Al Fatihah di dalam shalat
dapat berakibat fatal tertolaknya amalan shalat yang kita lakukan.
Demikianlah ! Fa’tabiru ya ulil albab.
الشلا م عليكم ور حمة الله و بر كا ته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar