Selasa, 23 Juni 2015

Mempuasakan mulut,kuping,mata dan hati

Assalamu'alaikur Wr.Wb.

بسم الله الرحمن الرحيم 

الحمدلله رب العالمين و الصلاة و السلام على أشرف الأنبياء و المرسلين نبينا محمد و على آله و صحبه أحمعين, أما بعد: 

Wa qola Ta'ala:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.’ (QS. Qaf :18)
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوولًا
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung-jawaban.’ (QS. Al-Isra’:36)

Hadirin Rahimakumullah.
Judul ceramah kita kali ini adalah: MEMPUASAKAN MULUT, KUPING, MATA DAN HATI,

Suatu hari Rasulullah Saw bertanya kepada para sahabat: "Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?" Sahabat menjawab: "Yaitu orang yang tidak punya uang dan harta".Maka Rasul menerangkan: " Orang yang bangkrut adalah, orang yang ketika di akhirat-mereka membawa pahala shalat, pahala puasa, pahala zakat; tapi ia juga datang dengan membawa dosa. Yaitu dosa lisan yang mencela, dosa lisan yang menuduh, dosa mulut memakan harta, dosa tangan yang menumpah darah. Dosa tangan yang memukul orang lain. Karena itu kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang dizaliminya. Jika kebaikannya telah habis sementara kezalimannya belum terbayar, maka ditimpakanlah dosa orang yang dizalimya kepadanya. Kemudian dia ditendang ke neraka".(HR.Muslim)

Jadi Buk, orang yang bangrut itu karena menzalimi orang lain dengan mulut dan tangannya.
Karena itu pada bulan puasa kita harus mempuasakan mulut dan tangan kita. Agar kita tidak termasuk orang yang bangkrut. Setuju ?
Rasulullah bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.” (HR.Muslim).

Hadirin Rahimakumullah!

Menurut Imam Al Ghazali dalam Ihya ulumuddin bahwa mempuasakan mulut adalah menjaga lisan dari perkataan yang tak berguna. Menjaga lisan dari berkata dusta. Menjaga lisan dari ghibah atau gosib. Menjaga lisan dari memfitnah. Menjaga lisan dari adu domba. Menjaga lisan dari bertengkar. Menjaga lisan dari cakap kotor.

Rasulullah Saw.bersabda: "Bau mulut orang berpuasa nanti akan diganti dengan wangi kesturi di surga"

Karena itu Ulama Imam Syafi'i memakruhkan orang yang berpuasa, berkumur atau gosok gigi. Demi mempertahankan bau mulut yang luar biasa.

Adapun hikmah bau mulut orang yang berpuasa itu, agar orang tak banyak cakap.
Kalau mau cakap, cukup kepada Allah saja. Biar Allah saja yang mencium bau mulut kita dengan becakap-cakap kepada Nya dengan banyak shalat, zikir dan doa serta banyak baca Quran. Cocok Pak!

Tentang keutamaan menjaga mulut, Rasulullah bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Hadirin Rahimakumullah!
Masih menurut Imam Al Ghazali, PUASA KUPING  adalah menjaga pendengaran dari ghibah dan menjaga pendengaran dari hal-hal buruk.

Ghibah adalah menceritakan keburukan orang lain. Dosa ghibah ini Allah berfirman:
Al Hujarat:12: ".......janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

Puasa kuping adalah menjaga pendengaran dari kata-kata porno. Menjaga telinga dari kata-kata kotor. Menjaga kuping dari perkataan ghibah.

Sebaliknya telinga harus diajak untuk mendengarkan nasihat, mendengarkan tilawah Al Quran, mendengarkan majlis ta'lim.

Rasulullah bersabda: "Masukilah surga-surga di dunia!", Sahabat bertanya:"Dimana ada surga didunia ini ya Rasulullah?" Rasul menjawab,"Hadirilah  majlis-majlis ta'lim".

Jadi telinga harus dilatih untuk selalu mendengarkan majlis-majlis ta'lim.

Hadirin Rahimakumullah!

Selanjutnya PUASA MATA menurut Al Ghazali adalah: Menjaga pandangan dari hal tercela dan dibenci juga menundukkan pandangan dari hal-hal yang dapat membangkitkan syahwat.

Dalam hal ini Allah berfirman An Nur:30:

قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم ويحفظوا فروجهم ذلك أزكى لهم إن الله خبير بما يصنعون 

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".

Selanjutnya pada Quran An Nur: 311:
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya".

Tentang memandang wanita ada Riwayat dari Ali bin Abi Thalib.
Sekali waktu Ali bepergian bersama Rasulullah. Diperjalanan Ali memandang wanita. Sekali Pandang, Rasul membiarkannya. Kemudian Ali memandang wanita itu lagi. Maka Rasul memalingkan wajah Ali dan bersabda,"Pandangan pertama adalah sedekah. Yang ke dua adalah maksiat"

Untuk wanita diperintahkan untuk menutup perhiasannya kecuali yang biasa nampak.
Wanita disuruh pakai jilbab agar laki-laki tidak terpedaya memandangnya.

Hadirin sekalian Rahimakumullah!
Yang terakhir PUASA HATI menurut Al Ghazali adalah puasa para Nabi dan muqarrobin/orang yang dekat dengan Allah. Hati harus merasa cemas (khauf) dan harap (raja') karena tak tahu amal diterima atau tidak.

Rasa cemas dan harap ini adalah untuk menumbuhkan rasa tak pernah puas beramal. Dengan adanya perasaan cemas dan harap ini akan melahirkan sikap selalu memperbanyak amal dan mengoreksi amal dengan meningkatkan ilmu. Sehingga dengan ilmu, menjadi keyakinan beramal-dengan banyak beramal menumbuhkan sikap optimis- bahwa akan ada amal yang diterima.

Hadirin Rahamakumullah!
Tentang hati rasulullah bersabda:
  إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَ رِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ
 ‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” (Diriwalatkan Muslim)


Dan dalam hadist lain Rasulullah bersabda: "Di dalam jasad ada segumpal daging, yang apa bila baik, maka baiklah seluruh jasad, dan apa bila rusak, maka rusaklah semua jasad"

Kalau dihubungkan dengan amal, maka hati yang baik adalah, hati yang beramal kepada Allah dengan ikhlas.

Selama berpuasa hendaklah hati itu diarahkan untuk tujuan sebagai berikut:
1. Hati hendaknya tetap menggalakkan taat kepada Allah
2. Hati hendaknya tidak menunda-nunda tobat.
3. Hati hendaknya jangan terlalu terpedaya dengan urusan dunia.
4. Hati hendaknya selalu diajak untuk mengingat mati.

Hadirin Rahimakumullah!
Demikianlah jika puasa yang kita lakukan dengan hati yang ikhlas dan mampu mempuasakan panca indra dengan tidak melakukan hal-hal yang dilarang Allah. Insya Allah, puasa kita akan membawa kita pada puncak target, yaitu menjadi insan yang bertaqwa.

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar