بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله رب العالمين و الصلاة و السلام على أشرف الأنبياء و المرسلين نبينا محمد و على آله و صحبه أحمعين, أما بعد
Wa qola Ta'ala:
إن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين
"Sesungguhnya Allah menyukai orang yang tobat dan menyucikan diri"
Hadirin Rahimakumullah!
Ayat yang kita baca diataskan menggambarkan cinta Allah pada orang yang tobat dan menyucikan diri.
Puasa adalah bulan tobat dan bulan suci.
Karena itu pada kali ini tema ceramah kita adalah : Puasa lahir dan bathin.
Puasa artinya menahan. Menahan apa saja yang bisa membatalkan puasa.
Secara hukum fiqih, puasa itu batal karena 6 sebab. Makan, minum, muntah, haid, keluar mani, dan sex siang hari.
Secara fiqih-orang yang menahan keenam hal tersebut dari Imsak sampai magrib, maka puasanya sah.
Tapi masalahnya Rasulullah bersabda: Ada orang yang berpuasa tapi hanya mendapat lapar dan dahaga saja.
Artinya ada orang yang berpuasa-tidak batal puasanya- karena tidak makan dan minum dan yang lain. Tapi yang dia dapat haus dan lapar saja. Tidak mendapat keutamaan puasa berupa pahala kebajikan yang dijanjikan sampai 700 kali lipat.
Jadi berdasarkan peringatan Rasul Saw.tersebut dapatlah kita pahami bahwa puasa itu bukan hanya menahan lapar dan haus saja tapi semua perilaku kita, harus dipuasakan dari maksiat.
Orang yang berpuasa-tapi masih berdusta; puasanya tidak batal-hingga tidak perlu mengqadhonya pada waktu yang lain, tapi pahala puasanya tidak ada-hingga yang didapatnya bercapek-capek menahan lapar dan haus saja.
Kemudian jika seseorang mengucapkan perkataan kotor-kemudian dia batalkan puasanya-orang tersebut harus mengqadha puasanya pada waktu yang lain dan sebagian ulama mengatakan: Jika membatalkan puasa dengan sengaja tanpa sebab syar'i maka puasanya tak bisa di qadha walaupun berpuasa selama satu tahun.
Karena itu yang perlu kita lakukan adalah jika terlanjur kita melakukan sesuatu yang dapat membatalkan pahala puasa kita- maka kita harus istighfar dan lakukan ibadah sunnah lain untuk mendapatkan pahala yang lain. Karena semua amalan yang dilakukan dibulan puasa akan dilipat gandakan pahalnya 10 sampai 700 kali lipat.
Hadirin Rahimakumullah!
Allah berfirman dalam QS.Al Baqarah:222 yang sudah kita baca di atas tadi:
إن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين
"Sesungguhnya Allah menyukai orang yang tobat dan menyucikan diri".
Salah satu sarana menyucikan diri itu adalah bulan puasa.
Bulan puasa dinamakan bulan yang suci. Dibulan ini diharapkan orang-orang menyucikan dirinya dengan melakukan amal ibadah.
Untuk puasa kita berkwalitas maka jasmani dan rohani kita juga turut dipuasakan agar tercapai kesucian lahir dan batin.
Untuk itu Imam Al Ghazali dalam Ihya ulumuddin membagi puasa menjadi 3 tingkatan:
1. Puasa awam
2. Puasa khusus
3. Puasa paling khusus.
-PUASA AWAM adalah: menahan perut dan kemaluan.
-PUASA KHUSUS adalah: menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan seluruh panca indra dari berbagai dosa.
-PUASA PALING KHUSUS adalah: puasa hati dari ambisi yang hina serta pikiran-pikiran duniawi serta menahan hati dari segala sesuatu selain Allah secara total. Puasa ini adalah puasa para Nabi dan orang yang dekat dengan Allah.
Hadirin Rahimakumullah!
Kalau kita perhatikan PUASA AWAM inilah yang paling banyak dilakukan manusia. Cuma menahan lapar dan haus.
Secara hukum fiqih, puasanya sah. Tapi pahalnya berkurang dan bisa sampai pahalanya menjadi nol. Tapi orang yang seperti ini tidak dituntut untuk mengqadha puasanya.
Pada tingkatan PUASA KHUSUS, maka kita harus menjaga semua panca indra dari hal-hal yang dilarang Allah dan memfungsikan panca indra pada hal-hal yang di ridhai Allah.
Dari buku Said Hawa, Mensucikan Jiwa-menyarikan buku Ihya Ulumuddin-setidaknya ada 6 hal untuk meningkatkan puasa awam ke puasa khusus.
1. Menjaga pandangan dari hal tercela dan dibenci. Yaitu menjaga pandangan yang dapat menimbulkan syahwat, membuat hati marah, memicu iri dan dengki, serta menjaga pandangan dari hal yang membuat lalai kepada Allah.
2. Menjaga lisan. Yaitu menghindari dari berbicara tak berguna, berdusta, ghibah, fitnah, adu domba.
3. Menjaga pendengaran. Yaitu menghindari dari mendengarkan hal-hal buruk, seperti yang mengandung ghibah.
4. Menjaga anggota tubuh dari dosa. Yaitu menjaga tangan dan kaki dari perbuatan yang dibenci serta menahan perut dari makanan yang subhat.
5. Menjaga diri dari makan berlebihan.
6. Menambatkan hati antara cemas (khauf) dan harap (raja') karena kita tidak tahu apakah puasa kita diterima atau ditolak. Sehungga setiap hari kita akan memperhatikan puasa kita.
Hadirin Rahimakumullah!
Dengan menerapkan keenam perkara di atas insya Allah puasa kita semakan berkwalias.
Dan terakhir PUASA PALING KHUSUS, ini adalah tingkatan para Nabi dan orang muqarrabin yaitu mempuasakan hati dari lalai kepada Allah. Hati harus berpaling dari duniawi dan hanya mengharap wajah Allah.
Walaupu puasa ini mungkin bukan golongan kita, tapi setidaknya kita bisa segera mengingat Allah dalam waktu-waktu tertentu seperti menghadiri penggilan azan, berzikir dan baca quran.
Seperti dalam sebuah hadis disebutkan: "Seorang sahabat bertanya kepada Nabi Saw.:"Ya Rasulullah, ketika kami berada didekatmua maka kami ingat Allah dan akhirat. Tapi ketika kami tidak bersamamu-kamibersama keluarga, maka kami kadang lupa kepadamu dan akhirat," Maka Rasul menjawab "Tidak mengapa kadang kamu lupa padaku atau akhirat".
Berdasarkan hadist ini Rasul sangat memaklumi kelemahan kita sebagai manusia biasa.
Hadirin Rahimakumullah!
Demikianlah ceramah kali ini marilah kita tingkatkan puasa kita setiap hari. Kita puasakan semua panca indra kita dari berbuat maksiat dan kita ikatkan hati kita untuk taat kepada Allah Ta'ala.
Mudah-mudahan kita akan menjadi orang yang bertaqwa. Amin!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar