بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله رب العالمين و الصلاة و السلام على أشرف الأنبياء و المرسلين نبينا محمد
و على آله و صحبه أحمعين, أما بعد
Waqala Ta'ala:
قل إن ربي يبسط الرزق لمن يشاء من عباده ويقدر له وما أنفقتم من شيء فهو يخلفه وهو خير الرازقين
"Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya". (Saba': 39)
Hadirin Rahimakumullah!
Ayat yang kita baca di atas tadi menerangkan bahwa Allah lah yang membanyakkan atau menyedikitkan rezeki kita. Tapi janji Allah, siapa yang menafkahkan rezkinya di jalan Allah, pasti diganti yang lebih baik.
Berdasarkan itu maka kesempatan kali ini, judul ceramah kita adalah:
ETIKA SEDEKAH AGAR BERKAH
Suatu hari Umar bin Khattab mendengar peminta-minta. "Berilah kepada pengemis!"
Mendengar itu Umar memerintahkan sahabatnya untuk memberi makan pengemis itu.
Ketika Umar berada di kandang unta. Beliau mendengar seruan pengemis. "Berilah kepada pengemis!". Melihat itu Umar marah pada sahabatnya dan bertanya,"Bukankah aku telah memerintahkan kepada kalian untuk memberi makan pengemis itu?". Sahabatnya menjawab,"Kami telah memberinya makan". Kemudian Umar mendatangi pengemis itu dan berkata,"Benarkah kamu sudah diberi makan oleh sahabatku?" Dia menjawab,"Benar". Umar langsung merampas kantongan pengemis itu dan menyerakkannya ke kandang unta dan berkata dengan keras,"Kamu bukan pengemis, tapi kamu pengumpul harta". (Imam Qurthubi.Qona'ah:18)
Hadirin Rahimakumullah!
Kisah di atas tadi menjadi pegangan para ulama untuk mengharamkan memberi pengemis yang tidak jelas kepengemisannya. Makanya sekarang menurut Peraturan Jakarta, orang yang memberi pada pengemis,ditangkap. Tayangan televisi beberapa kali menemukan pengemis yang kaya raya. Maka benarlah Umar-bahwa mereka itu bukan pengemis tapi pengumpul harta.
Lalu kepada siapa sedekah akan diberikan, kalau memberi pengemis dijalanan haram hukumnya?
Pada dasarnya bersedekah adalah otoritas seseorang, tapi Rasulullah punya tuntunan.
"Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw.berkata,"Bersedekahlah!" Seseorang menanggapi,"Saya memiliki dinar".Rasul berkata,"Bersedahlah untuk dirimu".Ia berkata,"Masih ada ya,Rasul".
"Bersedekahlah kepada istrimu"
"Masih ada yang Rasul"
"Berikan pada anakmu"
"Masih ada yang lain ya, Rasul"
"Berikan pada pembantumu"
"Masih ada sisa yang lain,ya Rasul"
"Terserah kamu karena kamu lebih tahu" (Sunan An Nasa'i)
Jadi Pak! Jadi Buk! Syarat memberi sedekah kepada orang, yang kita tahu benar kondisinya.
Kepada diri sendiri.Kepada istri.Kepada anak. Kepada pembantu. Dan kepada orang yang kita tahu tentang kesusahannya.
Berdasarkan Al Quran At Taubah:60:
"Sesungguhnya sedekah atau zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
Berdasarkan ayat diatas maka orang yang perlu kita sedekahi adalah orang yang kita tahu kondisinya sebagai:
1. Fakir: Adalah orang tidak mampu memenuhi kehidupannya sendiri.
2. Miskin: Adalah orang yang kekurangan dalam memenuhi kehidupannya.
3. 'Amil (zakat): Adalah sekelompok orang yang diangkat pemerintah untuk menyalurkan zakat.
4. Muallaf: Adalah orang susah yang baru masuk Islam.
5. Untuk memerdekakan budak: Adalah para budak yang mempunyai perjanjian pada tuannya, jika
sang budak punya uang, maka dia bisa membayarnya untuk kebebasannya.
6. Orang yang berutang: Adalah orang yang terlilit utang dan tak sanggup membayarnya.
7. Sabilillah: Adalah para tentara yang berperang dijalan Allah.
8. Ibn Sabil (musafir): Orang yang berada di jalan Allah atau orang yang kehabisan bekal dalam
perjalanan.
Sedekah dalam bahasa Arab artinya adalah BENAR. Jadi kondisi orang yang akan kita sedekahi adalah harus benar-benar kita ketahui.
Delapan kelompok berdasarkan ayat di atas; Itulah kondisi yang harus kita ketahui terhadap seseorang yang akan kita sedekahi agar sedekah kita tak sia-sia. Para pengemis di jalanan adalah orang yang tidak kita ketahui kondisi sebenarnya. Jika mereka itu para pengumpul harta-seperti kisah Umar diatas tadi, maka kita haram memberikan sedekah pada mereka.
Hadirin Rahimakumullah!
Selain mengetahui kondisi orang yang akan kita sedekahi maka ada beberapa adab yang harus kita perhatikan:
1. Niat dan ikhlas.
Sabda Rasulullah: INNAMAL A'MALU BINNIAT = Semua amal itu berdasarkan niatnya.
Ikhlas berarti semata-mata mengharapkan ridha Allah. Sering disebut Lillahi Ta'ala.
"dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik". (Yunus:105)
Orang yang tidak ikhhlas, Allah samakan dengan orang musyrik.
Sedekah adalah bentuk syukur kita kepada Allah atas anugrah yang dilimpahkannya kepada kita.
Jika memahami benar makna sedekah yang kita lakukan maka otomatis kita akan ikhlas dalam
melakukannya.
2. Menyedahkan yang baik-baik dan halal.
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".(Al Baqarah:267)
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya".(Ali Imran:92)
Rasulullah bersabda:"Tidak diterima shalat tanpa bersuci, tidak diterima sedekah dari barang
curian".(HR.Muslim)
Sedekahkanlah sesuatu yang masih kita sukai dan masih layak untuk dipergunakan. Jangan sedekahkan hal-hal yang memang sudah mau kita buang. Dan jangan berharap pahala dari sedekah dengan barang hasil curian atau korupsi atau menipu orang.
Suatu hari Umar bin Khattab mendengar peminta-minta. "Berilah kepada pengemis!"
Mendengar itu Umar memerintahkan sahabatnya untuk memberi makan pengemis itu.
Ketika Umar berada di kandang unta. Beliau mendengar seruan pengemis. "Berilah kepada pengemis!". Melihat itu Umar marah pada sahabatnya dan bertanya,"Bukankah aku telah memerintahkan kepada kalian untuk memberi makan pengemis itu?". Sahabatnya menjawab,"Kami telah memberinya makan". Kemudian Umar mendatangi pengemis itu dan berkata,"Benarkah kamu sudah diberi makan oleh sahabatku?" Dia menjawab,"Benar". Umar langsung merampas kantongan pengemis itu dan menyerakkannya ke kandang unta dan berkata dengan keras,"Kamu bukan pengemis, tapi kamu pengumpul harta". (Imam Qurthubi.Qona'ah:18)
Hadirin Rahimakumullah!
Kisah di atas tadi menjadi pegangan para ulama untuk mengharamkan memberi pengemis yang tidak jelas kepengemisannya. Makanya sekarang menurut Peraturan Jakarta, orang yang memberi pada pengemis,ditangkap. Tayangan televisi beberapa kali menemukan pengemis yang kaya raya. Maka benarlah Umar-bahwa mereka itu bukan pengemis tapi pengumpul harta.
Lalu kepada siapa sedekah akan diberikan, kalau memberi pengemis dijalanan haram hukumnya?
Pada dasarnya bersedekah adalah otoritas seseorang, tapi Rasulullah punya tuntunan.
"Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw.berkata,"Bersedekahlah!" Seseorang menanggapi,"Saya memiliki dinar".Rasul berkata,"Bersedahlah untuk dirimu".Ia berkata,"Masih ada ya,Rasul".
"Bersedekahlah kepada istrimu"
"Masih ada yang Rasul"
"Berikan pada anakmu"
"Masih ada yang lain ya, Rasul"
"Berikan pada pembantumu"
"Masih ada sisa yang lain,ya Rasul"
"Terserah kamu karena kamu lebih tahu" (Sunan An Nasa'i)
Jadi Pak! Jadi Buk! Syarat memberi sedekah kepada orang, yang kita tahu benar kondisinya.
Kepada diri sendiri.Kepada istri.Kepada anak. Kepada pembantu. Dan kepada orang yang kita tahu tentang kesusahannya.
Berdasarkan Al Quran At Taubah:60:
إنما الصدقات للفقراء والمساكين والعاملين عليها والمؤلفة قلوبهم وفي الرقاب والغارمين وفي سبيل الله وابن السبيل فريضة من الله والله عليم حكيم
"Sesungguhnya sedekah atau zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
Berdasarkan ayat diatas maka orang yang perlu kita sedekahi adalah orang yang kita tahu kondisinya sebagai:
1. Fakir: Adalah orang tidak mampu memenuhi kehidupannya sendiri.
2. Miskin: Adalah orang yang kekurangan dalam memenuhi kehidupannya.
3. 'Amil (zakat): Adalah sekelompok orang yang diangkat pemerintah untuk menyalurkan zakat.
4. Muallaf: Adalah orang susah yang baru masuk Islam.
5. Untuk memerdekakan budak: Adalah para budak yang mempunyai perjanjian pada tuannya, jika
sang budak punya uang, maka dia bisa membayarnya untuk kebebasannya.
6. Orang yang berutang: Adalah orang yang terlilit utang dan tak sanggup membayarnya.
7. Sabilillah: Adalah para tentara yang berperang dijalan Allah.
8. Ibn Sabil (musafir): Orang yang berada di jalan Allah atau orang yang kehabisan bekal dalam
perjalanan.
Sedekah dalam bahasa Arab artinya adalah BENAR. Jadi kondisi orang yang akan kita sedekahi adalah harus benar-benar kita ketahui.
Delapan kelompok berdasarkan ayat di atas; Itulah kondisi yang harus kita ketahui terhadap seseorang yang akan kita sedekahi agar sedekah kita tak sia-sia. Para pengemis di jalanan adalah orang yang tidak kita ketahui kondisi sebenarnya. Jika mereka itu para pengumpul harta-seperti kisah Umar diatas tadi, maka kita haram memberikan sedekah pada mereka.
Hadirin Rahimakumullah!
Selain mengetahui kondisi orang yang akan kita sedekahi maka ada beberapa adab yang harus kita perhatikan:
1. Niat dan ikhlas.
Sabda Rasulullah: INNAMAL A'MALU BINNIAT = Semua amal itu berdasarkan niatnya.
Ikhlas berarti semata-mata mengharapkan ridha Allah. Sering disebut Lillahi Ta'ala.
قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين
"Katakanlah: "Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam".(Al An'am:162)
وأن أقم وجهك للدين حنيفا ولا تكونن من المشركين
"dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik". (Yunus:105)
Orang yang tidak ikhhlas, Allah samakan dengan orang musyrik.
Sedekah adalah bentuk syukur kita kepada Allah atas anugrah yang dilimpahkannya kepada kita.
Jika memahami benar makna sedekah yang kita lakukan maka otomatis kita akan ikhlas dalam
melakukannya.
2. Menyedahkan yang baik-baik dan halal.
يا أيها الذين آمنوا أنفقوا من طيبات ما كسبتم ومما أخرجنا لكم من الأرض ولا تيمموا الخبيث منه تنفقون ولستم بآخذيه إلا أن تغمضوا فيه واعلموا أن الله غني حميد
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".(Al Baqarah:267)
لن تنالوا البر حتى تنفقوا مما تحبون وما تنفقوا من شيء فإن الله به عليم
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya".(Ali Imran:92)
Rasulullah bersabda:"Tidak diterima shalat tanpa bersuci, tidak diterima sedekah dari barang
curian".(HR.Muslim)
Sedekahkanlah sesuatu yang masih kita sukai dan masih layak untuk dipergunakan. Jangan sedekahkan hal-hal yang memang sudah mau kita buang. Dan jangan berharap pahala dari sedekah dengan barang hasil curian atau korupsi atau menipu orang.
3. Segera dan tidak ragu-ragu dalam sedekah.
Sabda Rasulullah Saw.,"Bersegeralah bersedekah.Sebab, musibah dan bencana tidak bisa
mendahului sedekah".
Rasulullah menyuruh segera sedekah, sebelum musibah datang tiba-tiba yang bisa menghilangkan
harta benda.
Kelihatan bersedekah- harta berkurang. Ini yang kadang setan membisikkan kepada kita tentang kemiskinan. Padahal menurut hadist, harta yang kita berikan, itulah harta kita yang sebenarnya. Harta yang ditahan adalah milik ahli waris atau harta dimakan akan habis.
Pemikiran seperti itu menimbulkan ragu-ragu dalam bersedekah. Karena itu kita harus beriman pada keutamaan sedekah menurut Allah dan Rasulnya.
Menurut Allah harta yang disedekahkan akan diganti 700 kali lipat.
Dan Rasul bersabda: "Tidak akan berkurang harta seorang hamba karena disedekahkan". (HR.Tirmizi)
4. Jangan menyebut-nyebut sedekah yang dikeluarkan dan jangan menyakiti sipenerima.
يا أيها الذين آمنوا لا تبطلوا صدقاتكم بالمن والأذى كالذي ينفق ماله رئاء الناس ولا يؤمن بالله واليوم الآخر فمثله كمثل صفوان عليه تراب فأصابه وابل فتركه صلدا لا يقدرون على شيء مما كسبوا والله لا يهدي القوم الكافرين
"Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan
hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa
hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari
apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir".
(Al Baqarah: 264)
Pahala sedekah akan hilang jika kita selalu menyebut-nyebutnya. Atau kita memberi sedekah
dengan menyakiti orang.
Makanya kadang ada orang cakap: "Udah ngasipun sedikit, repetannya banyak kali"
Masih lumayan dikasi walaupun ada repetan, Yang paling sakit-udahlah direpeti tapi
pemberiannya tidak ada.
Kemudian orang yang bersedekah dengan ria: - supaya dipuji orang-supaya dilihat orang, disamakan Allah dengan orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat.
Orang-orang yang bersedekah karena hal tersebut di atas maka, sedekahnya sia-sia. Seperti tanah di atas batu, yang hilang terkena air hujan. Hilang tak ada bekas.
5. Menyembunyikan sedekah
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan".(Al Baqarah:271)
Menampakkan sedekah tapi ikhlas, hal itu baik. Tapi menyembunyikan sedekah dan ikhlas adalah lebih baik dan sebagian dosa Allah ampunkan.
Hadirin Rahmakumullah!
Itulah setidaknya 5 adab atau etika bersedekah. Jika kita bersedekah dengan harta yang didapat dari yang halal kemudian ikhlas mengharap ridha Allah maka Allah akan membuat sedekah kita penuh berkah.
Berkah adalah: Imam Nawawi dalam Syarah Muslim membagi 2 arti berkah.
Pertema: Berkah itu, tumbuh, berkembang, atau bertambah.
Kedua: Berkah itu kebaikan yang berkesinambungan.
Dapat diartikan bahwa berkah itu adalah ganjaran dari Allah yang berlipat-lipat.
Firman Allah:
إن تبدوا الصدقات فنعما هي وإن تخفوها وتؤتوها الفقراء فهو خير لكم ويكفر عنكم من سيئاتكم والله بما تعملون خبير
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan".(Al Baqarah:271)
Menampakkan sedekah tapi ikhlas, hal itu baik. Tapi menyembunyikan sedekah dan ikhlas adalah lebih baik dan sebagian dosa Allah ampunkan.
Hadirin Rahmakumullah!
Itulah setidaknya 5 adab atau etika bersedekah. Jika kita bersedekah dengan harta yang didapat dari yang halal kemudian ikhlas mengharap ridha Allah maka Allah akan membuat sedekah kita penuh berkah.
Berkah adalah: Imam Nawawi dalam Syarah Muslim membagi 2 arti berkah.
Pertema: Berkah itu, tumbuh, berkembang, atau bertambah.
Kedua: Berkah itu kebaikan yang berkesinambungan.
Dapat diartikan bahwa berkah itu adalah ganjaran dari Allah yang berlipat-lipat.
Firman Allah:
مثل الذين ينفقون أموالهم في سبيل الله كمثل حبة أنبتت سبع سنابل في كل سنبلة مئة حبة والله يضاعف لمن يشاء والله واسع عليم
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS.Al Baqarah: 261).
Hadirin Rahimakumullah!
Saya tutup ceramah ini dengan sebuah kisah yang terjadi pada zaman Rasul dalam riwayat Muslim.
Suatu hari Rasulullah melihat kedatangan sekelompok kaum Arab datang dalam keadaan yang kurang baik. Jorok.Kumal.Dan tampak kelaparan. Maka beliau memerintahkan Bilal Azan dan mereka shalat. Setelah shalat Rasul bersabda:"Adakah orang yang ingin bersedekah kepada mereka walaupun hanya sebutir kurma"-Seorang Anshar datang membawa kurma satu karung kurma yang dia kesulitan membawanya, menyedekahkannya kepada mereka. Akhirnya semua orang ikut bersedekah hingga kaum Arab itu tidak lagi kelaparan. Melihat itu Rasul senang dan tersenyum lalu bersabda:" Barang siapa merintis satu kebaikan dalam sunnahku maka baginya pahala dan pahala dari orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Dan siapa yang merintis kebiasaan (sunnah) yang buruk maka dosa baginya dan dosa yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa orang tersebut.
Selanjutnya Sabda Rasulullah:
Hadirin Rahimakumullah!
Saya tutup ceramah ini dengan sebuah kisah yang terjadi pada zaman Rasul dalam riwayat Muslim.
Suatu hari Rasulullah melihat kedatangan sekelompok kaum Arab datang dalam keadaan yang kurang baik. Jorok.Kumal.Dan tampak kelaparan. Maka beliau memerintahkan Bilal Azan dan mereka shalat. Setelah shalat Rasul bersabda:"Adakah orang yang ingin bersedekah kepada mereka walaupun hanya sebutir kurma"-Seorang Anshar datang membawa kurma satu karung kurma yang dia kesulitan membawanya, menyedekahkannya kepada mereka. Akhirnya semua orang ikut bersedekah hingga kaum Arab itu tidak lagi kelaparan. Melihat itu Rasul senang dan tersenyum lalu bersabda:" Barang siapa merintis satu kebaikan dalam sunnahku maka baginya pahala dan pahala dari orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Dan siapa yang merintis kebiasaan (sunnah) yang buruk maka dosa baginya dan dosa yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa orang tersebut.
Selanjutnya Sabda Rasulullah:
عن أبي ذر أيضاً - رضي الله عنه - : أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ، قَالَ : يُصْبحُ عَلَى كُلِّ سُلامَى منْ أَحَدِكُمْ صَدَقةٌ : فَكُلُّ تَسبيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحمِيدةٍ صَدَقَة ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكبيرَةٍ صَدَقَةٌ ، وَأمْرٌ بِالمعرُوفِ صَدَقةٌ ، ونَهيٌ عَنِ المُنْكَرِ صَدَقةٌ ، وَيُجزِىءُ مِنْ ذلِكَ رَكْعَتَانِ يَركَعُهُما مِنَ الضُّحَى ) رواه مسلم .
Dari Abu Dzar, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Setiap (perbuatan baik) tulang-tulang persendian kamu adalah sedekah, semua tasbih (ucapan: Subhanallah) adalah sedekah, semua tahmid (ucapan: alhamdulillah) adalah sedekah, semua tahlil (ucapan: La ilaha illallah) adalah sedekah, semua takbir (ucapan: Allahu Akbar) adalah sedekah, amar ma’ruf (mengajak orang lain berbuat baik) adalah sedekah, nahi munkar (melarang orang lain berbuat munkar) adalah sedekah. Semua itu sama dengan dua rakaat shalat Dhuha”. (HR. Muslim).
Demikianlah.
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Demikianlah.
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar