Selasa, 30 Juni 2015

Fiqih wanita puasa

السلام عليكم

بسم الله الرحمن الرحيم 


الحمدلله رب العالمين و الصلاة و السلام على أشرف الأنبياء و المرسلين نبينا محمد و على آله و صحبه أحمعين,  

Wa qala Ta'ala:

أياما معدودات فمن كان منكم مريضا أو على سفر فعدة من أيام أخر وعلى الذين يطيقونه فدية طعام مسكين فمن تطوع خيرا فهو خير له وأن تصوموا خير لكم إن كنتم تعلمون

"(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". (Al Baqarah:184)

-Sakit - safar - qaho puasa - fidyah -

Orang hamil dan melahirkan disejajarkan dengan sakit. 
Berkaitan dengan masalah ini, Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, “Kami tidak mengetahui ada perselisihan di antara ahli ilmu dalam masalah ini, karena keduanya seperti orang sakit yang takut akan kesehatan dirinya.” (al-Mughni: 4/394)
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Para sahabat kami (ulama Syafi’iyah) mengatakan, ‘Orang yang hamil dan menyusui, apabila keduanya khawatir dengan puasanya dapat membahayakan dirinya, maka dia berbuka dan mengqadha. Tidak ada fidyah karena dia seperti orang yang sakit dan semua ini tidak ada perselisihan (di antara Syafi’iyyah). Apabila orang yang hamil dan menyusui khawatir dengan puasanya akan membahayakan dirinya dan anaknya, maka sedemikian pula (hendaklah) dia berbuka dan mengqadha, tanpa ada perselisihan (di antara Syafi’iyyah).'” (al-Majmu’: 6/177, dinukil dari majalah Al Furqon)

Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk membayar fidyah saja.
Dalill yang digunakan adalah sama sebagaimana dalil para ulama yang mewajibkan qadha dan fidyah, yaitu perkataan Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, “Wanita hamil dan menyusui, jika takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin.” ( HR. Abu Dawud)

Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhu ketika ditanya tentang seorang wanita hamil yang mengkhawatirkan anaknya, maka beliau berkata, “Berbuka dan gantinya memberi makan satu mud gandum setiap harinya kepada seorang miskin.” (al-Baihaqi dalam Sunan dari jalan Imam Syafi’i, sanadnya shahih)

 Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, “Wanita hamil dan menyusui, jika takut terhadap anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Irwa’ul Ghalil). Begitu pula jawaban Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhu ketika ditanya tentang wanita hamil yang khawatir terhadap anaknya, beliau menjawab, “Hendaklah berbuka dan memberi makan seorang miskin setiap hari yang ditinggalkan.”

Adapun perkataan Ibnu Abbas dan Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhuma yang hanya menyatakan untuk berbuka tanpa menyebutkan wajib mengqadha karena hal tersebut (mengqadha) sudah lazim dilakukan ketika seseorang berbuka saat Ramadhan.
       
SEX. 

“Suatu hari kami duduk-duduk di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian datanglah seorang pria menghadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu pria tersebut mengatakan, “Wahai Rasulullah, celaka aku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang terjadi padamu?” Pria tadi lantas menjawab, “Aku telah menyetubuhi istri, padahal aku sedang puasa.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah engkau memiliki seorang budak yang dapat engkau merdekakan?” Pria tadi menjawab, “Tidak”. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, “Apakah engkau mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?” Pria tadi menjawab, “Tidak”. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi, “Apakah engkau dapat memberi makan kepada 60 orang miskin?” Pria tadi juga menjawab, “Tidak”. Abu Hurairah berkata, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam lantas diam. Tatkala kami dalam kondisi demikian, ada yang memberi hadiah satu wadah kurma kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallamberkata,“Di mana orang yang bertanya tadi?” Pria tersebut lantas menjawab, “Ya, aku.” Kemudian beliaushallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Ambillah dan bersedakahlah dengannya.” Kemudian pria tadi mengatakan, “Apakah akan aku berikan kepada orang yang lebih miskin dariku, wahai Rasulullah? Demi Allah, tidak ada yang lebih miskin di ujung timur hingga ujung barat kota Madinah dari keluargaku. ” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu tertawa sampai terlihat gigi taringnya. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallamberkata, “Berilah makanan tersebut pada keluargamu.” (HR. Bukhari no. 1936 dan Muslim no. 1111).

Dalil dibolehkannya mencium dan bermesraan bagi orang yang merasa aman tidak keluar mani, adalah riwayat Bukhai (1927) dan Muslim (1106) dari Aisyah radhialahu anha, dia berkata, "Nabi shallallahu alaihi wa sallam mencium dan bercumbu (dengan isterinya) saat beliau berpuasa. Dan beliau adalah orang yang paling mampu mengendalikan syahwatnya di antara kalian."

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, "Selain mencium, semua bentuk muqadimah jimak, seperti memeluk dan semacamnya, hukumnya disamakan dengan mencium, tidak ada bedanya."
(Asy-Syarhul Mumti', 6/434)

Malam boleh sex

Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan Puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.


Puasa dan kejujuran

السلام عليكم




بسم الله الرحمن الرحيم 
الحمدلله رب العالمين و الصلاة و السلام على أشرف الأنبياء و المرسلين نبينا محمد و على آله و صحبه أحمعين, أما بعد

Wa qala Ta'ala:

اليوم نختم على أفواههم وتكلمنا أيديهم وتشهد أرجلهم بما كانوا يكسبون
"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan".
(Yasin: 65)

Hadirin Rahimakumullah!
Judul ceramah kita kali ini adalah: PUASA DAN KEJUJURAN.

Suatu hari Rasulullah didatangi seorang Arab Badui. Berpakaian lusuh, pembawaan agak kasar. Maklumlah orang Baduai. Beliau bertanya kepada Rasulullah,"Ya, Rasul aku Islam dan katakan kewajiban-kewajibanku. Maka Rasulullah menjawab,"Kamu shalat wajib 5 waktu, Puasa di bulan Ramadhan, Bayar zakat jika hartamu banyak, Naik haji ke Baitullah jika kau mampu".
Jawab laki-laki itu,"Baiklah ya Rasul!" Laki-laki Baduai itu pun berlalu.
Sebelum jauh, Rasulullah memanggilnya,"Tunggu!, akan kusampaikan amalan sunnah jika kau mau"
Badui itu menjawab,"Tidak ya Rasul. Akan kukerjakan kewajibanku tanpa menguranginya atau menambahinya". Orang Badui itupun berlalu.

Melihat perilaku orang Badui itu yang agak kurang sopan; para sahabat protes," Ya, Rasul krang sopan sekali dia. Biar kami hajar!". Rasul menjawab,"Tidak usah dan biarkan" Maka sahabat beratanya,"Apakah masuk sorga orang Badui itu jika beramal yang wajib saja?" Rasul menjawab,"Pasti, jika dia jujur" (HR.Bukhari).

Kisah ini menggambarkan pentingnya kejujuran dalam beribadah. Ibadah yang dilakukan tanpa kejujuran maka akan menjadi sia-sia.

Jujur adalah berperilaku benar. Orang yang jujur adalah berkata benar. Jujur lawannya adalah dusta. Orang yang jujur akan dimasukkan ke surga. Sedang orang yang dusta akan dimasukkan ke neraka.
Allah suka pada orang yang jujur dan sebaliknya benci pada orang yang dusta.

Firman Allah Al Baqarah: 10:
في قلوبهم مرض فزادهم الله مرضا ولهم عذاب أليم بما كانوا يكذبون 
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta".

Kejujuran adalah amalan hati. Kepastian kita jujur atau tak jujur hanya kita dan Allah yang tahu. Orang yang tak jujur berarti hatinya berpenyakit. Makanya, jika kita tidak jujur-dan Allah tahu itu, maka Allah marah dan menambah penyakit dihati kita dan di akhirat, Allah masukkan ke neraka.

Rasulullah bersabda," Sesungguhnya sifat benar membawa kepada kebaikan, kebaikan membawa ke surga. Sesungguhnya yang benar lagi jujur akan digelari Allah dengan siddiq, sedangkan kebohongan akan membawa kepada perbuatan dosa, perbuatan dosa membawa pelakunya ke neraka. Laki-laki yang pembohong akan digelari Allah dengan kazzab." (HR.Bukhari Muslim).

Hadirin Rahimakumullah!

Ketika manusia berada diakhirat maka akan dihadapkan pada mahkamah Ilahi. Semua perbuatan kita, akan dipertanggungjawabkan. Pada saat itu tidak akan ada dusta, karena mulut di kunci dan anggota badan yang bicara.

Disatu masa anda kan ditanya
Dimuka sidang mahkamah Tuhan
Kemana umur harta yang banyak
Kemana ilmu tuan gunakan

Jangan diharap membela diri
Dengan alasan dicari-cari
Mata telinga tangan dan kaki
semua akan menjadi saksi.

Jadi Pak, Buk Surat   Yasin di atas menyebutkan bagai mana ketika kita di mahkamah Tuhan.
Mulut di kunci. mata, telinga, tangan dan kaki yang bersaksi.

Hadirin Rahimakumullah!
Puasa mengajarkan kejujuran. Kita puasa atau tidak hanya Allah yang tahu.
Pahala puasapun Allah labgsung membalasnya.




ooooooooooooo

Minggu, 28 Juni 2015

Perbedaan Nuzul Quran dengan Lailatul Qadr

Assalamu'alaikum wr.wb.
بسم الله الرحمن الرحيم 

الحمدلله رب العالمين و الصلاة و السلام على أشرف الأنبياء و المرسلين نبينا محمد
 و على آله و صحبه أحمعين, أما بعد

Waqala Ta'ala:

واعلموا أنما غنمتم من شيء فأن لله خمسه وللرسول ولذي القربى واليتامى والمساكين وابن السبيل إن كنتم آمنتم بالله وما أنزلنا على عبدنا يوم الفرقان يوم التقى الجمعان والله على كل شيء قدير

"Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnusabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".(Al Anfal:41)

Hadirin Rahimakumullah!
Judul ceramah kita kali ini adalah: Perbedaan Nuzul Quran dengan Lailatul Qadr.

Gua Hira berada di Jabal Nur-; 5-6 Km dari kota Mekah. Tempat ini menjadi sekolah pertama yang menjadi revolusi peradaban dunia baru, dimulai. Jibril sebagai guru. Muhammad sebagai murid. QS.Al Alaq: 1-5 materi pembelajaran. Dialoq Jibril dan Muhammad adalah metode pembelajarannya sekaligus transfer pelajaran.

Disinilah peristiwa itu terjadi. 
Pada saat antara tidur dengan tidak tidur- Muhammad bin Abdullah didatangi seorang berbaju putih bersih dan berkata."IQRA'!". Muhammad menjawab,"Ma-ana-bi-qary"="Apa yang kubaca" atau "Aku tak bisa baca"
Jibril memeluknya sampai sesak nafasnya kemudian berkata lagi,"Iqra'". Nabi tetap menjawab,"Ma ana bi qary="Apa yang kubaca" atau "Aku tak bisa baca".
Kejadian itu sampai 3x, dan Nabi tetap pada jawabannya "Ma ana bi Qary".
Kemudian Jibril membacakan QS.Al Alaq:1-5:


Para pakar menetapkan bahwa yang dimaksud MA ANA BI QARY adalah "Aku tak bisa baca".
Ini didukung ayat yang menerangkan bahwa Nabi, tak pandai baca.

الذين يتبعون الرسول النبي الأمي الذي يجدونه مكتوبا عندهم في التوراة والإنجيل  

"(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka .(Al A'raaf:157)

Peristiwa turunnya wahyu pertama ini terjadi pada 17 Ramadhan tahun 610 Masehi.
Dipastikan tanggal 17 Ramadhan berdasarkan QS. Al Anfal:41 yang kita baca di atas;
"Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan".
Hari Furqaan adalah, hari pertama turunnya Al Quran.
Hari bertemunya dua pasukan adalah, perang Badar yang terjadi 17 Ramadhan.

Dengan demikian turunnya Al Quran pertama kali, sama tanggalnya dengan perang Badar yaitu  pada tanggal 17 Ramadhan.
Dan itu yang kita peringati sebagai NUZUL QURAN.

Hadirin Rahimakumullah.

Namun, selain Nuzul Quran yang kita yakini sebagai peristiwa pertama turunnya Al Quran, ternyata Lailatul Qadar juga diyakini sebagai turunnya Al Quran pertama kali.
Allah berfirman:


إنا أنزلناه في ليلة القدر

وما أدراك ما ليلة القدر
ليلة القدر خير من ألف شهر

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? 
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan".(Al Qadr:1-3)

Selanjutnya Rasulullah bersabda:



التمسوها في العشر الأواخر من رمضان ليلة القدر في تاسعة تبقى ، في سابعة تبقى ، في خامسة تبقى

"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, pada malam sembilan terakhir, pada malam tujuh terakhir, pada malam lima terakhir." (HR Bukhari).

'''''''''''''''''''''' 
Hadirin sekalian.
Sebelum saya tutup ceramah singkat ini, saya ingin menyampaikan bahwa ada perbedaan antara turunnya Al Quran pada 17 Ramadhan-Nuzul Quran dengan turunnya Al Quran pada Lailatul Qadar- 10 malam terahir Ramadhan pada malam ganjil antara malam 21-23-25 atau 29. 


Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ibnu Abbas RA menjelaskan bahwa Al Quran yang diturunkan pada Lailatul Qadar adalah keseluruhannya; baru kemudian secara berangsur-angsur diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.(HR.Ath Thabarani).

Para ulama menjelaskan bahwa pada malam Lailatul Qadar, Al Quran diturunkan sekali gus dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah/langit dunia. Kemudian dari Baitul Izzah diturunkan secara berangsur angsur kepada Nabi Muhammad Saw.dimulai pada 17 Ramadhan.
Jadi peringatan Nuzul Quran yang kita peringati adalah-turunnya Al Quran Surat Al Alaq: 1-5 yang diterima Nabi Saw. di Gua Hira.

Hadirin sekalian.
Demikianlah beberapa kemuliaan bulan Ramadhan. Mudah-mudahan dengan kemuliaan Ramadhan ini-dengan melakukan amal ibadah yang berkesinambungan, Allah pun memuliakan kita dengan mewisuda kita sebagai Insan yang Taqwa. Amiin!

Assalamu'alaikum Wr.Wb 

Rabu, 24 Juni 2015

Etika sedekah agar berkah

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بسم الله الرحمن الرحيم 

الحمدلله رب العالمين و الصلاة و السلام على أشرف الأنبياء و المرسلين نبينا محمد
 و على آله و صحبه أحمعين, أما بعد

Waqala Ta'ala:

قل إن ربي يبسط الرزق لمن يشاء من عباده ويقدر له وما أنفقتم من شيء فهو يخلفه وهو خير الرازقين

"Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya". (Saba': 39)

Hadirin Rahimakumullah!
Ayat yang kita baca di atas tadi menerangkan bahwa Allah lah yang membanyakkan atau menyedikitkan rezeki kita. Tapi janji Allah, siapa yang menafkahkan rezkinya di jalan Allah, pasti diganti yang lebih baik.
Berdasarkan itu maka kesempatan kali ini, judul ceramah kita adalah: 
ETIKA SEDEKAH AGAR BERKAH

Suatu hari Umar bin Khattab mendengar peminta-minta. "Berilah kepada pengemis!"
Mendengar itu Umar memerintahkan sahabatnya untuk memberi makan pengemis itu.
Ketika Umar berada di kandang unta. Beliau mendengar seruan pengemis. "Berilah kepada pengemis!". Melihat itu Umar marah pada sahabatnya dan bertanya,"Bukankah aku telah memerintahkan kepada kalian untuk memberi makan pengemis itu?". Sahabatnya menjawab,"Kami telah memberinya makan". Kemudian Umar mendatangi pengemis itu dan berkata,"Benarkah kamu sudah diberi makan oleh sahabatku?" Dia menjawab,"Benar". Umar langsung merampas kantongan pengemis itu dan menyerakkannya ke kandang unta dan berkata dengan keras,"Kamu bukan pengemis, tapi kamu pengumpul harta". (Imam Qurthubi.Qona'ah:18)

Hadirin Rahimakumullah!
Kisah di atas tadi menjadi pegangan para ulama untuk mengharamkan memberi pengemis yang tidak jelas kepengemisannya. Makanya sekarang menurut Peraturan Jakarta, orang yang memberi pada pengemis,ditangkap. Tayangan televisi beberapa kali menemukan pengemis yang kaya raya. Maka benarlah Umar-bahwa mereka itu bukan pengemis tapi pengumpul harta.

Lalu kepada siapa sedekah akan diberikan, kalau memberi pengemis dijalanan haram hukumnya?
Pada dasarnya bersedekah adalah otoritas seseorang, tapi Rasulullah punya tuntunan.
"Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw.berkata,"Bersedekahlah!" Seseorang menanggapi,"Saya memiliki dinar".Rasul berkata,"Bersedahlah untuk dirimu".Ia berkata,"Masih ada ya,Rasul".
"Bersedekahlah kepada istrimu"
"Masih ada yang Rasul"
"Berikan pada anakmu"
"Masih ada yang lain ya, Rasul"
"Berikan pada pembantumu"
"Masih ada sisa yang lain,ya Rasul"
"Terserah kamu karena kamu lebih tahu" (Sunan An Nasa'i)

Jadi Pak! Jadi Buk! Syarat memberi sedekah kepada orang, yang kita tahu benar kondisinya.
Kepada diri sendiri.Kepada istri.Kepada anak. Kepada pembantu. Dan kepada orang yang kita tahu tentang kesusahannya.

Berdasarkan Al Quran At Taubah:60:

إنما الصدقات للفقراء والمساكين والعاملين عليها والمؤلفة قلوبهم وفي الرقاب والغارمين وفي سبيل الله وابن السبيل فريضة من الله والله عليم حكيم

"Sesungguhnya sedekah atau zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".

Berdasarkan ayat diatas maka orang yang perlu kita sedekahi adalah orang yang kita tahu kondisinya sebagai:
1. Fakir: Adalah orang tidak mampu memenuhi kehidupannya sendiri.
2. Miskin: Adalah orang yang kekurangan dalam memenuhi kehidupannya.
3. 'Amil (zakat): Adalah sekelompok orang yang diangkat pemerintah untuk menyalurkan zakat.
4. Muallaf: Adalah orang susah yang baru masuk Islam.
5. Untuk memerdekakan budak: Adalah para budak yang mempunyai perjanjian pada tuannya, jika
     sang budak punya uang, maka dia bisa membayarnya untuk kebebasannya.
6. Orang yang berutang: Adalah orang yang terlilit utang dan tak sanggup membayarnya.
7. Sabilillah: Adalah para tentara yang berperang dijalan Allah.
8. Ibn Sabil (musafir): Orang yang berada di jalan Allah atau orang yang kehabisan bekal dalam
    perjalanan.

Sedekah dalam bahasa Arab artinya adalah BENAR. Jadi kondisi orang yang akan kita sedekahi adalah harus benar-benar kita ketahui.

Delapan kelompok berdasarkan ayat di atas; Itulah kondisi yang harus kita ketahui terhadap seseorang yang akan kita sedekahi agar sedekah kita tak sia-sia. Para pengemis di jalanan adalah orang yang tidak kita ketahui kondisi sebenarnya. Jika mereka itu para pengumpul harta-seperti kisah Umar diatas tadi, maka kita haram memberikan sedekah pada mereka.

Hadirin Rahimakumullah!

Selain mengetahui kondisi orang yang akan kita sedekahi maka ada beberapa adab yang harus kita perhatikan:

1. Niat dan ikhlas.
    Sabda Rasulullah: INNAMAL A'MALU BINNIAT = Semua amal itu berdasarkan niatnya.
    Ikhlas berarti semata-mata mengharapkan ridha Allah. Sering disebut Lillahi Ta'ala.
 
    قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين
    "Katakanlah: "Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan               semesta alam".(Al An'am:162)

    وأن أقم وجهك للدين حنيفا ولا تكونن من المشركين
 
    "dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan            janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik". (Yunus:105)

Orang yang tidak ikhhlas, Allah samakan dengan orang musyrik.

    Sedekah adalah bentuk syukur kita kepada Allah atas anugrah yang dilimpahkannya kepada kita.
    Jika memahami benar makna sedekah yang kita lakukan maka otomatis kita akan ikhlas dalam
    melakukannya.

2. Menyedahkan yang baik-baik dan halal.
  
   يا أيها الذين آمنوا أنفقوا من طيبات ما كسبتم ومما أخرجنا لكم من الأرض ولا تيمموا الخبيث منه تنفقون ولستم بآخذيه إلا أن تغمضوا فيه واعلموا أن الله غني حميد 

    "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang         baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu     memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau           mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah         Maha Kaya lagi Maha Terpuji".(Al Baqarah:267)

    لن تنالوا البر حتى تنفقوا مما تحبون وما تنفقوا من شيء فإن الله به عليم
 
      "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan         sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya               Allah mengetahuinya".(Ali Imran:92)

      Rasulullah bersabda:"Tidak diterima shalat tanpa bersuci, tidak diterima sedekah dari barang
      curian".(HR.Muslim)

Sedekahkanlah sesuatu yang masih kita sukai dan masih layak untuk dipergunakan. Jangan sedekahkan hal-hal yang memang sudah mau kita buang. Dan jangan berharap pahala dari sedekah dengan barang hasil curian atau korupsi atau menipu orang.

 3. Segera dan tidak ragu-ragu dalam sedekah.
      Sabda Rasulullah Saw.,"Bersegeralah bersedekah.Sebab, musibah dan bencana tidak bisa 
      mendahului sedekah". 
      Rasulullah menyuruh segera sedekah, sebelum musibah datang tiba-tiba yang bisa menghilangkan
      harta benda.
          
      Kelihatan bersedekah- harta berkurang. Ini yang kadang setan membisikkan kepada kita tentang         kemiskinan. Padahal menurut hadist, harta yang kita berikan, itulah harta kita yang sebenarnya.           Harta yang ditahan adalah milik ahli waris atau harta dimakan akan habis.
      Pemikiran seperti itu menimbulkan ragu-ragu dalam bersedekah. Karena itu kita harus beriman           pada keutamaan sedekah menurut Allah dan Rasulnya.

     Menurut Allah harta yang disedekahkan akan diganti 700 kali lipat.
     Dan Rasul bersabda: "Tidak akan berkurang harta seorang hamba karena disedekahkan".                      (HR.Tirmizi)
4. Jangan menyebut-nyebut sedekah yang dikeluarkan dan jangan menyakiti sipenerima.
    
   يا أيها الذين آمنوا لا تبطلوا صدقاتكم بالمن والأذى كالذي ينفق ماله رئاء الناس ولا يؤمن بالله واليوم الآخر فمثله كمثل صفوان عليه تراب فأصابه وابل فتركه صلدا لا يقدرون على شيء مما كسبوا والله لا يهدي القوم الكافرين 

     "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
      menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan 
      hartanya karena ria kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
      perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa 
      hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari
      apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir". 
      (Al Baqarah: 264)
      
      Pahala sedekah akan hilang jika kita selalu menyebut-nyebutnya. Atau kita memberi sedekah
      dengan menyakiti orang.
      Makanya kadang ada orang cakap: "Udah ngasipun sedikit, repetannya banyak kali"
      Masih lumayan dikasi walaupun ada repetan, Yang paling sakit-udahlah direpeti tapi 
      pemberiannya tidak ada.

      Kemudian orang yang bersedekah dengan ria: - supaya dipuji orang-supaya dilihat orang,                     disamakan Allah dengan orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat.

      Orang-orang yang bersedekah karena hal tersebut di atas maka, sedekahnya sia-sia. Seperti tanah       di atas batu, yang hilang terkena air hujan. Hilang tak ada bekas.


5. Menyembunyikan sedekah
 
    إن تبدوا الصدقات فنعما هي وإن تخفوها وتؤتوها الفقراء فهو خير لكم ويكفر عنكم من سيئاتكم والله بما تعملون خبير

    "Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu                              menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu            lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu;         dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan".(Al Baqarah:271)

Menampakkan sedekah tapi ikhlas, hal itu baik. Tapi menyembunyikan sedekah dan ikhlas adalah lebih baik dan sebagian dosa Allah ampunkan.


Hadirin Rahmakumullah!
Itulah setidaknya 5 adab atau etika bersedekah. Jika kita bersedekah dengan harta yang didapat dari yang halal kemudian ikhlas mengharap ridha Allah maka Allah akan membuat sedekah kita penuh berkah.

Berkah adalah: Imam Nawawi dalam Syarah Muslim membagi 2 arti berkah.
Pertema: Berkah itu, tumbuh, berkembang, atau bertambah.
Kedua: Berkah itu kebaikan yang berkesinambungan.
Dapat diartikan bahwa berkah itu adalah ganjaran dari Allah yang berlipat-lipat.

Firman Allah:

مثل الذين ينفقون أموالهم في سبيل الله كمثل حبة أنبتت سبع سنابل في كل سنبلة مئة حبة والله يضاعف لمن يشاء والله واسع عليم

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS.Al Baqarah: 261).

Hadirin Rahimakumullah!
Saya tutup ceramah ini dengan sebuah kisah yang terjadi pada zaman Rasul dalam riwayat Muslim.
Suatu hari Rasulullah melihat kedatangan sekelompok kaum Arab datang dalam keadaan yang kurang baik. Jorok.Kumal.Dan tampak kelaparan. Maka beliau memerintahkan Bilal Azan dan mereka shalat. Setelah shalat Rasul bersabda:"Adakah orang yang ingin bersedekah kepada mereka walaupun hanya sebutir kurma"-Seorang Anshar datang membawa kurma satu karung kurma yang dia kesulitan membawanya, menyedekahkannya kepada mereka. Akhirnya semua orang ikut bersedekah hingga kaum Arab itu tidak lagi kelaparan. Melihat itu Rasul senang dan tersenyum lalu bersabda:" Barang siapa merintis satu kebaikan dalam sunnahku maka baginya pahala dan pahala dari orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Dan siapa yang merintis kebiasaan (sunnah) yang buruk maka dosa baginya dan dosa yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa orang tersebut.

Selanjutnya Sabda Rasulullah:
عن أبي ذر أيضاً - رضي الله عنه - : أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ، قَالَ :   يُصْبحُ عَلَى كُلِّ سُلامَى منْ أَحَدِكُمْ صَدَقةٌ : فَكُلُّ تَسبيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحمِيدةٍ صَدَقَة ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكبيرَةٍ صَدَقَةٌ ، وَأمْرٌ بِالمعرُوفِ صَدَقةٌ ، ونَهيٌ عَنِ المُنْكَرِ صَدَقةٌ ، وَيُجزِىءُ مِنْ ذلِكَ رَكْعَتَانِ يَركَعُهُما مِنَ الضُّحَى  ) رواه مسلم .

Dari Abu Dzar, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Setiap (perbuatan baik) tulang-tulang persendian kamu adalah sedekah, semua tasbih (ucapan: Subhanallah) adalah sedekah, semua tahmid (ucapan: alhamdulillah) adalah sedekah, semua tahlil (ucapan: La ilaha illallah) adalah sedekah, semua takbir (ucapan: Allahu Akbar) adalah sedekah, amar ma’ruf (mengajak orang lain berbuat baik) adalah sedekah, nahi munkar (melarang orang lain berbuat munkar) adalah sedekah. Semua itu sama dengan dua rakaat shalat Dhuha”. (HR. Muslim).

Demikianlah.
Assalamu'alaikum Wr.Wb.


Selasa, 23 Juni 2015

Mempuasakan mulut,kuping,mata dan hati

Assalamu'alaikur Wr.Wb.

بسم الله الرحمن الرحيم 

الحمدلله رب العالمين و الصلاة و السلام على أشرف الأنبياء و المرسلين نبينا محمد و على آله و صحبه أحمعين, أما بعد: 

Wa qola Ta'ala:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.’ (QS. Qaf :18)
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوولًا
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung-jawaban.’ (QS. Al-Isra’:36)

Hadirin Rahimakumullah.
Judul ceramah kita kali ini adalah: MEMPUASAKAN MULUT, KUPING, MATA DAN HATI,

Suatu hari Rasulullah Saw bertanya kepada para sahabat: "Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?" Sahabat menjawab: "Yaitu orang yang tidak punya uang dan harta".Maka Rasul menerangkan: " Orang yang bangkrut adalah, orang yang ketika di akhirat-mereka membawa pahala shalat, pahala puasa, pahala zakat; tapi ia juga datang dengan membawa dosa. Yaitu dosa lisan yang mencela, dosa lisan yang menuduh, dosa mulut memakan harta, dosa tangan yang menumpah darah. Dosa tangan yang memukul orang lain. Karena itu kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang dizaliminya. Jika kebaikannya telah habis sementara kezalimannya belum terbayar, maka ditimpakanlah dosa orang yang dizalimya kepadanya. Kemudian dia ditendang ke neraka".(HR.Muslim)

Jadi Buk, orang yang bangrut itu karena menzalimi orang lain dengan mulut dan tangannya.
Karena itu pada bulan puasa kita harus mempuasakan mulut dan tangan kita. Agar kita tidak termasuk orang yang bangkrut. Setuju ?
Rasulullah bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.” (HR.Muslim).

Hadirin Rahimakumullah!

Menurut Imam Al Ghazali dalam Ihya ulumuddin bahwa mempuasakan mulut adalah menjaga lisan dari perkataan yang tak berguna. Menjaga lisan dari berkata dusta. Menjaga lisan dari ghibah atau gosib. Menjaga lisan dari memfitnah. Menjaga lisan dari adu domba. Menjaga lisan dari bertengkar. Menjaga lisan dari cakap kotor.

Rasulullah Saw.bersabda: "Bau mulut orang berpuasa nanti akan diganti dengan wangi kesturi di surga"

Karena itu Ulama Imam Syafi'i memakruhkan orang yang berpuasa, berkumur atau gosok gigi. Demi mempertahankan bau mulut yang luar biasa.

Adapun hikmah bau mulut orang yang berpuasa itu, agar orang tak banyak cakap.
Kalau mau cakap, cukup kepada Allah saja. Biar Allah saja yang mencium bau mulut kita dengan becakap-cakap kepada Nya dengan banyak shalat, zikir dan doa serta banyak baca Quran. Cocok Pak!

Tentang keutamaan menjaga mulut, Rasulullah bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Hadirin Rahimakumullah!
Masih menurut Imam Al Ghazali, PUASA KUPING  adalah menjaga pendengaran dari ghibah dan menjaga pendengaran dari hal-hal buruk.

Ghibah adalah menceritakan keburukan orang lain. Dosa ghibah ini Allah berfirman:
Al Hujarat:12: ".......janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

Puasa kuping adalah menjaga pendengaran dari kata-kata porno. Menjaga telinga dari kata-kata kotor. Menjaga kuping dari perkataan ghibah.

Sebaliknya telinga harus diajak untuk mendengarkan nasihat, mendengarkan tilawah Al Quran, mendengarkan majlis ta'lim.

Rasulullah bersabda: "Masukilah surga-surga di dunia!", Sahabat bertanya:"Dimana ada surga didunia ini ya Rasulullah?" Rasul menjawab,"Hadirilah  majlis-majlis ta'lim".

Jadi telinga harus dilatih untuk selalu mendengarkan majlis-majlis ta'lim.

Hadirin Rahimakumullah!

Selanjutnya PUASA MATA menurut Al Ghazali adalah: Menjaga pandangan dari hal tercela dan dibenci juga menundukkan pandangan dari hal-hal yang dapat membangkitkan syahwat.

Dalam hal ini Allah berfirman An Nur:30:

قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم ويحفظوا فروجهم ذلك أزكى لهم إن الله خبير بما يصنعون 

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".

Selanjutnya pada Quran An Nur: 311:
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya".

Tentang memandang wanita ada Riwayat dari Ali bin Abi Thalib.
Sekali waktu Ali bepergian bersama Rasulullah. Diperjalanan Ali memandang wanita. Sekali Pandang, Rasul membiarkannya. Kemudian Ali memandang wanita itu lagi. Maka Rasul memalingkan wajah Ali dan bersabda,"Pandangan pertama adalah sedekah. Yang ke dua adalah maksiat"

Untuk wanita diperintahkan untuk menutup perhiasannya kecuali yang biasa nampak.
Wanita disuruh pakai jilbab agar laki-laki tidak terpedaya memandangnya.

Hadirin sekalian Rahimakumullah!
Yang terakhir PUASA HATI menurut Al Ghazali adalah puasa para Nabi dan muqarrobin/orang yang dekat dengan Allah. Hati harus merasa cemas (khauf) dan harap (raja') karena tak tahu amal diterima atau tidak.

Rasa cemas dan harap ini adalah untuk menumbuhkan rasa tak pernah puas beramal. Dengan adanya perasaan cemas dan harap ini akan melahirkan sikap selalu memperbanyak amal dan mengoreksi amal dengan meningkatkan ilmu. Sehingga dengan ilmu, menjadi keyakinan beramal-dengan banyak beramal menumbuhkan sikap optimis- bahwa akan ada amal yang diterima.

Hadirin Rahamakumullah!
Tentang hati rasulullah bersabda:
  إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَ رِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ
 ‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” (Diriwalatkan Muslim)


Dan dalam hadist lain Rasulullah bersabda: "Di dalam jasad ada segumpal daging, yang apa bila baik, maka baiklah seluruh jasad, dan apa bila rusak, maka rusaklah semua jasad"

Kalau dihubungkan dengan amal, maka hati yang baik adalah, hati yang beramal kepada Allah dengan ikhlas.

Selama berpuasa hendaklah hati itu diarahkan untuk tujuan sebagai berikut:
1. Hati hendaknya tetap menggalakkan taat kepada Allah
2. Hati hendaknya tidak menunda-nunda tobat.
3. Hati hendaknya jangan terlalu terpedaya dengan urusan dunia.
4. Hati hendaknya selalu diajak untuk mengingat mati.

Hadirin Rahimakumullah!
Demikianlah jika puasa yang kita lakukan dengan hati yang ikhlas dan mampu mempuasakan panca indra dengan tidak melakukan hal-hal yang dilarang Allah. Insya Allah, puasa kita akan membawa kita pada puncak target, yaitu menjadi insan yang bertaqwa.

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Minggu, 21 Juni 2015

Puasa lahir dan batin

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

بسم الله الرحمن الرحيم 
الحمدلله رب العالمين و الصلاة و السلام على أشرف الأنبياء و المرسلين نبينا محمد و على آله و صحبه أحمعين, أما بعد
Wa qola Ta'ala:
 إن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين


"Sesungguhnya Allah menyukai orang yang tobat dan menyucikan diri"

Hadirin Rahimakumullah!
Ayat yang kita baca diataskan menggambarkan cinta Allah pada orang yang tobat dan menyucikan diri.
Puasa adalah bulan tobat dan bulan suci.
Karena itu pada kali ini tema ceramah kita adalah : Puasa lahir dan bathin.

Puasa artinya menahan. Menahan apa saja yang bisa membatalkan puasa.
Secara hukum fiqih, puasa itu batal karena 6 sebab. Makan, minum, muntah, haid, keluar mani, dan sex siang hari.
Secara fiqih-orang yang menahan keenam hal tersebut dari Imsak sampai magrib, maka puasanya sah.

Tapi masalahnya Rasulullah bersabda: Ada orang yang berpuasa tapi hanya mendapat lapar dan dahaga saja.
Artinya ada orang yang berpuasa-tidak batal puasanya- karena tidak makan dan minum dan yang lain. Tapi yang dia dapat haus dan lapar saja. Tidak mendapat keutamaan puasa berupa pahala kebajikan yang dijanjikan sampai 700 kali lipat.

Jadi berdasarkan peringatan Rasul Saw.tersebut dapatlah kita pahami bahwa puasa itu bukan hanya menahan lapar dan haus saja tapi semua perilaku kita, harus dipuasakan dari maksiat.
Orang yang berpuasa-tapi masih berdusta; puasanya tidak batal-hingga tidak perlu mengqadhonya pada waktu yang lain, tapi pahala puasanya tidak ada-hingga yang didapatnya bercapek-capek menahan lapar dan haus saja.

Kemudian jika seseorang mengucapkan perkataan kotor-kemudian dia batalkan puasanya-orang tersebut harus mengqadha puasanya pada waktu yang lain dan sebagian ulama mengatakan: Jika membatalkan puasa dengan sengaja tanpa sebab syar'i maka puasanya tak bisa di qadha walaupun berpuasa selama satu tahun.

Karena itu yang perlu kita lakukan adalah jika terlanjur kita melakukan sesuatu yang dapat membatalkan pahala puasa kita- maka kita harus istighfar dan lakukan ibadah sunnah lain untuk mendapatkan pahala yang lain. Karena semua amalan yang dilakukan dibulan puasa akan dilipat gandakan pahalnya 10 sampai 700 kali lipat.

Hadirin Rahimakumullah!

Allah berfirman dalam QS.Al Baqarah:222 yang sudah kita baca di atas tadi:

 إن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين


"Sesungguhnya Allah menyukai orang yang tobat dan menyucikan diri".

Salah satu sarana menyucikan diri itu adalah bulan puasa.
Bulan puasa dinamakan bulan yang suci. Dibulan ini diharapkan orang-orang menyucikan dirinya dengan melakukan amal ibadah.

Untuk puasa kita berkwalitas maka jasmani dan rohani kita juga turut dipuasakan agar tercapai kesucian lahir dan batin.

Untuk itu Imam Al Ghazali dalam Ihya ulumuddin membagi puasa menjadi 3 tingkatan:
1. Puasa awam
2. Puasa khusus
3. Puasa paling khusus.

-PUASA AWAM adalah: menahan perut dan kemaluan.
-PUASA KHUSUS adalah: menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan seluruh panca indra dari berbagai dosa.
-PUASA PALING KHUSUS adalah: puasa hati dari ambisi yang hina serta pikiran-pikiran duniawi serta menahan hati dari segala sesuatu selain Allah secara total. Puasa ini adalah puasa para Nabi dan orang yang dekat dengan Allah.

Hadirin Rahimakumullah!
Kalau kita perhatikan PUASA AWAM inilah yang paling banyak dilakukan manusia. Cuma menahan lapar dan haus.
Secara hukum fiqih, puasanya sah. Tapi pahalnya berkurang dan bisa sampai pahalanya menjadi nol. Tapi orang yang seperti ini tidak dituntut untuk mengqadha puasanya.

Pada tingkatan PUASA KHUSUS, maka kita harus menjaga semua panca indra dari hal-hal yang dilarang Allah dan memfungsikan panca indra pada hal-hal yang di ridhai Allah.
Dari buku Said Hawa, Mensucikan Jiwa-menyarikan buku Ihya Ulumuddin-setidaknya ada 6 hal untuk meningkatkan puasa awam ke puasa khusus.

1. Menjaga pandangan dari hal tercela dan dibenci. Yaitu menjaga pandangan yang dapat menimbulkan syahwat, membuat hati marah, memicu iri dan dengki, serta menjaga pandangan dari hal yang membuat lalai kepada Allah.
2. Menjaga lisan. Yaitu menghindari dari berbicara tak berguna, berdusta, ghibah, fitnah, adu domba.
3. Menjaga pendengaran. Yaitu menghindari dari mendengarkan hal-hal buruk, seperti yang mengandung ghibah.
4. Menjaga anggota tubuh dari dosa. Yaitu menjaga tangan dan kaki dari perbuatan yang dibenci serta menahan perut dari makanan yang subhat.
5. Menjaga diri dari makan berlebihan.
6. Menambatkan hati antara cemas (khauf) dan harap (raja') karena kita tidak tahu apakah puasa kita diterima atau ditolak. Sehungga setiap hari kita akan memperhatikan puasa kita.

Hadirin Rahimakumullah!
Dengan menerapkan keenam perkara di atas insya Allah puasa kita semakan berkwalias.

Dan terakhir PUASA PALING KHUSUS, ini adalah tingkatan para Nabi dan orang muqarrabin yaitu mempuasakan hati dari lalai kepada Allah. Hati harus berpaling dari duniawi dan hanya mengharap wajah Allah.

Walaupu puasa ini mungkin bukan golongan kita, tapi setidaknya kita bisa segera mengingat Allah dalam waktu-waktu tertentu seperti menghadiri penggilan azan, berzikir dan baca quran.
Seperti dalam sebuah hadis disebutkan: "Seorang sahabat bertanya kepada Nabi Saw.:"Ya Rasulullah, ketika kami berada didekatmua maka kami ingat Allah dan akhirat. Tapi ketika kami tidak bersamamu-kamibersama keluarga, maka kami kadang lupa kepadamu dan akhirat," Maka Rasul menjawab "Tidak mengapa kadang kamu lupa padaku atau akhirat".

Berdasarkan hadist ini Rasul sangat memaklumi kelemahan kita sebagai manusia biasa.

Hadirin Rahimakumullah!

Demikianlah ceramah kali ini marilah kita tingkatkan puasa kita setiap hari. Kita puasakan semua panca indra kita dari berbuat maksiat dan kita ikatkan hati kita untuk taat kepada Allah Ta'ala.
Mudah-mudahan kita akan menjadi orang yang bertaqwa. Amin!.

Senin, 15 Juni 2015

Ragam Kemuliaan Bulan Ramadhan

Assalamu'alaikum Wr.Wb.


بسم الله الرحمن الرحيم 
الحمدلله رب العالمين و الصلاة و السلام على أشرف الأنبياء و المرسلين نبينا محمد و على آله و صحبه أحمعين, أما بعد

Wa qola Ta'ala: 


يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون

"Hai orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas ummat sebelum kamu, mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertaqwa", (QS.2:183).

Hadirin sekalian. 
Tema ceramah kita kali ini: RAGAM KEMULIAN BULAN RAMADHAN.

Ayat yang dibacakan di awal tadi adalah perintah wajib berpuasa.
Kalau kita perhatikan, Puasa adalah Rukun Islam. Artinya orang yang tidak berpuasa maka dia tidak melaksanakan rukun Islam. Salah satu saja rukun Islam di ingkari, maka seseorang itu jatuh pada kekafiran. Makanya banyak ayat-ayat yang memerintahkan pelaksanaan ibadah di awali dengan redaksi YA AYYUHALLAZINA AMANU. "Hai orang beriman" Terlebih-lehih lagi perintah dalam melaksanakan Rukun Islam. Seperti Shalat,Puasa,Zakat dan Haji.

Alhamdulillah. Kali ini iman kita diseru untuk berpuasa di bulan Ramadhan.
Dan apa saja kemuliaan bulan Ramadhan. Setidaknya ada 6 kemuliaan bulan Ramadhan. 

1. Bulan turunnya Al Quran.


Allah berfirman: 


شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان    

" bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)". (Al Baqarah: 185)

Jadi bulan Ramadhan adalah-bulan memperingati turunnya Al Quran - istilah populer-kita sebut Nuzul Quran. Dan itu biasa kita peringati pada 17 Ramadhan. Peristiwa nuzul Quran itu terjadi pada 6 Agustus 610 M di Gua Hira. 

2. Bulan penuh Berkah.

Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim membagi 2 arti berkah.
Pertama: Berkah itu, tumbuh, berkembang, atau bertambah.
Kedua : Berkah itu, kebaikan yang berkesinambungan.
Selanjutnya beliau mengatakan bahwa asal makna berkah adalah "kebaikan yang banyak dan abadi".
Contoh kata berkah bisa kita lihat dalam Firman Allah Al A'raf:96:


ولو أن أهل القرى آمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض  
"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi"

Jadi yang dimaksud berkah adalah kebaikan yang berlipat-lipat atau kebaikan yang sangat banyak. 

Dikatakan bulan Ramadhan bulan yang berkah, dikarenakan ada Lailatul Qadar (satu malam yang nilainya 1000 bulan/+- 82 tahun-dan amalan dilipatgandakan pahalanya.
Sebagaimana Sabda Rasulullah: " Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh keberkahan. Allah mewajibkan berpuasa. Pintu langit dibuka.Pintu neraka ditutup. Syaithan diikat.Demi Allah, di bulan itu ada malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa terhalang mendapatkan kebaikannya maka sungguh ia telah terhalang". (HR.An Nasaa'i No.2106).

Selanjutnya dalam riwayat Muslim, Rasulullah bersabda:
"Semua amalan anak Adam akan dilipatgandakan (pahalanya). Sebuah kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh kali lipat hingga 700 kali lipat pahalanya...."

Bahkan dalam hadits dhaif riwayat Ibn Khuzaimah disebutkan: "Amalan sunnah yang dikerjakan pada bulan Ramadhan dihitung pahala amalan wajib. Sedangkan amalan wajib akan dilipatgandakan pahalanya hingga 70 kali lipat..."

3. Bulan Pengampunan 

Rasulullah Saw bersabda: "Shalat lima waktu, shalat Jumat ke Jumat berikutnya, puasa Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah kaffarat (penebus dosa) antara keduanya selama tidak melakukan dosa besar". (HR.Muslim.236). 
Selanjutnya sabda Rasulullah Saw.: 


« مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ » 



 "Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosanya yang lalu" (HR.Bukhari) 

4. Pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup. "IDZAA JAA-A RAMADHAANU FUTIHAT ABWAABUL JANNAH WA GHULLIQAD ABWABUNNAR WASHUFFIDASY-SYAYAATHIIN" = "Jika datang Ramadhan, maka dibukalah pintu surga.Ditutup pintu neraka dan syethan dibelenggu" (HR. Muslim).

Kalau syethan dibelenggu;kenapa masih terjadi kemaksiatan dan dosa diantara manusia?
Hafidz Ibnu Hajar berpendapat seraya menukil dari Al Hulaimy:"Kemungkinan maksudnya adalah syetan tidak bersungguh-sungguh dalam menggoda, karena manusia sibuk beribadah....Atau maksudnya adalah manusia-dengan puasa atau bacaan Al Quran dan zikir berfungsi menekan dorongan syahwatnya sehingga syetan seakan-akan terbelenggu dalam menggoda manusia". (Fathul Bari.4/114).

Artinya dengan ibadah yang dilakukan membuat syetan kesulitan dalam menggoda manusia seakan-akan mereka terbelenggu.

Namun menurut Syekh Ibn Utsaimin bahwa hadits tersebut termasuk perkara gaib. Memakai hadits itu sesuai teksnya saja. (Majmu Fatawa.20).

Kalaulah begitu mungkin kita perlu merujuk Firman Allah:
  إن النفس لأمارة بالسوء  


" sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan"(Yusuf:53)

Maka sesungguhnya jika para syetan dibelenggu maka nafsu masih bisa menyuruh manusia berbuat kejahatan.
Artinya tanpa syetan pun manusia bisa berbuat jahat.

5. Bulan ketaqwaan.

Ketika bulan puasa tiba maka kadang peristiwa yang datang setahun sekali ini dianggap sebagai musiman saja. Kalau dianggap sebagai musiman maka musim pasti berakhir tanpa sisa dan bekas sama sekali. Contoh; jika datang musim durian maka dimana-mana banyak durian. Dipinggir jalan ada durian. Di pajak ada durian. Di Mall ada durian. Dimana-mana kita gampang menemukan durian.
Tapi jika musim mulai berakhir maka kita kesulitan menemukan durian. Dan pada akhirnya kita tidak lagi menemukan durian sampai datang musim tahun depan.

Begitu juga bulan puasa sebagai musiman. Musim taqwa pun tiba. Dimana-mana banyak orang yang bertaqwa-beribadah. Kalau selama ini tak pernah shalat jamaah-begitu masuk bulan puasa, rajin ke mesjid. Selama ini tak pernah dengar majlis ta'laim. Kali ini rajin. Pokoknya ramai orang ibadah.
Awal-awalnya ramai. Jamaah subuh penuh. Jamaah taraweh sesak. Kalau seharusnya semakin hari semakin ramai orang ibadah dalam bulan Ramadhan. Tapi kenyataannya, 10 malam pertama mesjid penuh sesak. 10 malam pertengahan, mesjid mulai berkurang. 10 malam terakhir, mesjid sepi. Dan akhir Ramadhan kembali seperti sedia kala. Jika mau ramai kembali orang ibadah ke Mesjid, maka tunggu tahun depan ketika Ramadhan datang kembali. Inilah yang dinamakan Taqwa musiman.

Ibarat seperti ekor tikus-pangkalnya besar, makin keujung makin mengecil.

Padahal kalau kita amalkan hadist dhaif yang membagi Ramadhan: -10 malam awal adalah Rahmat. 10 malam pertengahan adalah maghfirah/keampunan. 10 malam terakhir adalah itkum minannar/ terbebas dari neraka, maka setiap tahapan akan membuat kita semakin rajin beribadah. Seharusnya hadist ini memotivasi kita untuk selalu meningkatkan amal ibadah kita - baik kwalitas maupun kwantitasnya. Sehingga diakhir Ramadhan kita menjadi orang yang tetap rajin beribadah.Sehingga kita layak diwisuda sebagai orang yang bertaqwa. 

Seharusnya puasa yang kita lakukan adalah seperti training. Yang targetnya adalah taqwa.Sebagaiman Firman Allah dalam Al Quran Al Baqarah: 183:


يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".

6. Keutamaan Lailatul Qadar.


Di dalam blan Ramadhan terdapat satu malam yang kwalitasnya sama dengan 1000 bulan. Atau 83 tahun 4 bulan.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al Wahidi, yang bersumber dari Mujahid bahwa Rasulullah pernah menyebut-nyebut Bani Israil yang berjuang Fisabilillah dengan senjatanya selama 1000 bulan terus menerus.Mendengar itu kaum muslimin memuji-muji perjuangan Bani Israil tersebut. Maka Allah menurunkan QS. Al Qadr: 1-3 yang menegaskan bahwa satu malam Lailatul Qadr itu lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama 1000 bulan.

إنا أنزلناه في ليلة القدر
وما أدراك ما ليلة القدر

ليلة القدر خير من ألف شهر
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan".

Selanjutnya Rasulullah Saw.pun bersabda: "Lailatul Qadar telah dikaruniakan kepada ummatku yang tidak diberikan kepada umat-umat lain sebelumnya".

Jadi kalau 1 malam=1000 bulan. Satu bulan=30 malam. Berarti 1000x30=30.000 malam.
Artinya orang yang dapat Lailatul Qadar berarti amalnya satu malam =  kwalitasnya dengan amalan 30.000 malam. Subhanallah.


Hadirin Rahimakumullah!

Lalu kapankah Lailatul Qadr tersebut turun dan bagaimana mendapatkannya? 

Aisyah r.a berkata,:Rasulullah beri'tikaf pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan, dan beliau bersabda,"Carilah Lailatul Qadr pada malam ganjil dari 10 malam bulan Ramadhan". (HR.Bukhari Muslim).

Selanjutnya Rasulullah bersabda," Barang siapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr atas dorongan iman dan mengharap balasan dari Allah, diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu". (HR.Bukhari).

Jadi hadirin Rahimakumullah, minimal untuk mendapatkan Lailatul Qadr, 10 hari terakhir kita i'tikaf di mesjid. I'tikaf adalah memutuskan hubungan dengan dunia sementara dan fokus ibadah kepada Allah.

Demikianlah ceramah singkat kali ini mudah-mudahan bermanfaat. Untuk mendapatkan kemulian Ramadhan-marilah kita beribadah kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Terutama 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Semoga dengan kemulian Ramadhan ini kita pun di muliakan Allah dengan mewisuda kita sebagai orang yang bertaqwa. Amin !.

Assalamu'alaikum wr.wb.